Menteri ESDM Buka-bukaan Soal Kondisi Hulu Migas RI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 June 2021 11:25
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (Dok. ESDM)
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (Dok. ESDM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri hulu minyak dan gas (migas) masih memegang peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun saat ini pertumbuhan sektor migas relatif menurun karena aset yang sudah mature atau lapangan semakin tua.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut tantangan di sektor hulu semakin berat dengan datangnya pandemi Covid-19, ditambah dengan perkembangan pesat energi alternatif, termasuk energi baru terbarukan.

"Tren global dan lokal yang muncul seperti revolusi shale oil di AS, transisi energi, pandemi Covid-19 dan harga minyak yang rendah telah menciptakan kondisi pasar yang sangat kompetitif untuk mendapatkan investasi di sektor hulu migas ini," ungkapnya dalam Oil & Gas Investment Day, Kamis (17/06/2021).

Berbagai kondisi ini menurutnya membuat kompetisi di sektor hulu migas semakin ketat dalam menggaet investor. Menurutnya, kesadaran bersaing dengan negara-negara penghasil minyak harus ditumbuhkan. Iklim investasi pun harus diperbaiki untuk bisa mendapatkan investasi.

"Untuk meningkatkan daya tarik investasi, perlu dilakukan percepatan proses perumusan kebijakan, dengan melibatkan Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan dan SKK Migas untuk mempercepat peluncuran kebijakan fiskal," jelasnya.

Diluncurkannya kebijakan fiskal akan mendorong investor dalam meningkatkan produksinya dan kegiatan eksplorasi di Indonesia. Ini menjadi upaya dalam mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan produksi gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

"Kita butuh percepat proses formulasi kebijakan dan mempercepat peluncuran kebijakan fiskal baru yang bisa mendorong investor untuk meningkatkan produksi dan eksplorasi di Indonesia, terutama dalam rangka memenuhi target 1 juta bph minyak dan gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030," paparnya.

Target ini tentunya menjadi tantangan bagi industri hulu migas. Pasalnya, hingga kuartal I 2021, produksi minyak rata-rata baru sebesar 679,5 ribu bph dan produksi gas 6.748 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Mengingat signifikannya target produksi minyak dan gas bumi pada 2030 itu, maka tak ayal investasi yang dibutuhkan pun tak sedikit.

Tak tanggung-tanggung, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pun sempat menyebutkan bahwa dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan target produksi tersebut mencapai sebesar US$ 187 miliar atau sekitar Rp 2.711 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$) untuk mewujudkan target produksi migas tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

"Untuk capai target produksi minyak 1 juta bph dan gas 12 BSCFD di 2030 tersebut, kami perkirakan industri hulu migas bisa tarik investasi dengan total US$ 187 miliar dari 2021 sampai 2030 mendatang," ungkapnya dalam webinar SKK Migas, Rabu (28/04/2021).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi 1 Juta Barel Minyak, Menteri ESDM Perintahkan 4 Hal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular