
Erdogan Disindir Mau Bikin Turki Utsmaniyah Baru di Timteng

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan disebut membuat kekacauan campur tangannya di sekitar wilayah Timur Tengah. Kritik pedas ini diungkapkan oleh Miliader Mesir Naguib Sawiris dan menilai Erdogan berniat membangkitkan kekaisaran Ottoman baru.
Kekaisaran Ottoman sempat mendominasi sebagian besar Timur Tengah dan Eropa hingga awal abad ke-20. Pusatnya kekaisaran ini di Istanbul, Turki.
"Dia bekerja penuh di Suriah, di Libya, di Irak, dan sekarang di Armenia dan Nagorno-Karabakh," kata Naguib Sawiris dikutip dari CNBC International, Minggu (15/11/2020).
Erdogan mengkritik Mesir karena mendukung pasukan di Libya yang menentang pemerintah Tripoli, yang didukung oleh Turki dalam perang saudara yang sedang berlangsung di sana.
Menanggapi hal ini Duta Besar Turki Untuk Singapura mengatakan kebijakan luar negeri Turki diarahkan untuk menjaga dan membangun perdamaian dan stabilitas serta melindungi kepentingan nasional yang sejalan dengan hukum internasional.
"Presiden Erdogan memimpin Bangsa kita sesuai dan klaim yang sebaliknya tidak berdasar," katanya ketika dikonfirmasi CNBC International.
Naguib Sawiris juga mengatakan Erdogan menyebabkan kekacauan yang sangat besar di wilayah tersebut, selain apa yang dia lakukan dengan eksplorasi di Mediterania dan mencoba mencuri minyak dan gas Yunani.
Sebelumnya, Turki dan Yunani berselisih tentang klaim yang bersaing atas cadangan energi di perairan Mediterania Timur yang diperebutkan. Kementerian luar negeri Turki mengatakan pada bulan Agustus bahwa mereka tidak akan mundur dari mempertahankan "haknya" di wilayah tersebut.
Dia menambahkan secara praktis Amerika Serikat menghilang dari kawasan itu, sementara Rusia, Turki, dan Iran menjadi lebih terlibat dalam konflik lokal. "Itu tidak baik untuk kepentingan Timur Tengah," katanya.
Di bawah Presiden Donald Trump, AS telah mengurangi jumlah pasukan di wilayah tersebut tetapi menjadi perantara kesepakatan penting seperti normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab. Naguib Sawiris mengatakan dia melihat pemerintahan Trump sebagai "sangat bias" dalam mendukung Israel.
Komentar tersebut muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang apa arti Presiden terpilih Joe Biden bagi Turki.
"Saya sebenarnya lebih optimistis karena Anda bisa mengatakan apa pun tentang Biden... tapi satu hal yang pasti, dia memiliki lebih banyak pengalaman daripada Donald Trump dalam urusan global," katanya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Siap Jatuhkan Sanksi ke Turki, Apa Reaksi Erdogan?
