Heboh Pilpres AS: Trump Tuduh Curang, Obama pun Turun Tangan

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
14 November 2020 07:50
INFOGRAFIS, Pemilu AS, Donald Trump Ngamuk Minta Setop Perhitungan
Foto: Infografis/Donald Trump Ngamuk Minta Setop Perhitungan/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang hampir dipastikan gagal menempati Gedung Putih pada periode berikutnya terus mempertanyakan keabsahan dari proses penghitungan suara Pemilihan Presiden di sejumlah negara bagian.

Trump pun didesak partai pendukungnya yakni Republik agar tidak menyerah meskipun belum ada bukti penipuan atau klaim kecurangan yang selama ini dilontarkannya.

Hal ini pun turut mengundang komentar dari pendukung rival Trump, yakni Joe Biden, yang merupakan Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Obama mengecam para pejabat dari Partai Republik yang membiarkan klaim palsu terus dilontarkan Trump.

Dalam wawancara dengan CBS pada Kamis (12/11/2020), Obama mengatakan tuduhan dan klaim palsu semacam itu dapat membahayakan demokrasi AS.

"Mereka tampaknya termotivasi, sebagian, karena Presiden tidak suka kalah, dan tidak pernah mengakui kerugian," kata Obama kepada CBS, seperti dilansir oleh CNN.

Teori konspirasi mengenai kudeta petahana Trump kepada Presiden terpilih Joe Biden pun tak ayal menyeruak di publik. Ada yang menganggap jika Trump kini sedang menyusun strategi untuk menggagalkan saingan politiknya itu melaju ke Gedung Putih.

Hal ini terjadi pasca Trump memecat Mark Esper sebagai Menteri Pertahanan AS dan bos Pentagon awal pekan ini. Ia menggantinya dan mengisi Pentagon dengan para pengikutnya yang loyal.

Posisi Menteri Pertahanan kini dipimpin oleh Christopher Charles Miller. Ia, yang sebelumnya merupakan direktur National Counter-terrorism Center, dicap sebagai loyalis Trump garis keras.

"Dalam 24 jam terakhir, Menteri Pertahanan, Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan dan Wakil Menteri Pertahanan untuk Intel telah dipecat... Mengapa?" tweet Alexander Vindman, pensiunan perwira militer dan mantan staf Gedung Putih yang dipecat setelah bersaksi melawan Trump selama pemakzulan 2019, dikutip dari AFP.

Alarm juga berbunyi ketika Jaksa Agung Trump, Bill Barr, memberi wewenang kepada jaksa federal untuk bergabung dengan pencarian Trump atas penyimpangan pilpres.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo juga menolak kemenangan Biden. Ia mengatakan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan masa jabatan Trump kedua.

"Akan ada transisi mulus ke pemerintahan Trump kedua," kata Pompeo dalam konferensi pers.

Di sisi lain, ada teori yang berpendapat berbeda. Trump hanya tidak rela meninggalkan panggung, sebab ia senang menjadi pusat perhatian banyak orang, di mana ia mendapat 72 juta suara dan basis penggemar yang besar dan setia.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Jurus 'Amuk' Trump Jegal Biden, Termasuk Demo 6 Januari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular