
Ini Strategi Besar RI Agar Batu Bara Tetap Laku 30 Tahun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini tengah melakukan transisi energi dari energi berbasis fosil seperti batu bara dan minyak ke energi baru terbarukan (EBT). Bahkan, dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, batu bara diperkirakan tidak akan laku lagi.
Lalu, bagaimana rencana pemerintah Indonesia untuk menghadapi tantangan di industri batu bara pada 20-30 tahun ke depan tersebut?
Direktur Bina Program Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan ada dua hal yang perlu dilihat mengenai hal ini. Pertama adalah dari sisi kebijakan energi hijau (green policy), lalu kedua yaitu kebijakan pemanfaatan batu bara di dalam negeri.
Dia mengakui, permintaan batu bara dunia semakin menurun karena adanya kebijakan energi terbarukan. Namun demikian, menurutnya kebijakan energi terbarukan dalam industri batu bara harus dipersempit seperti bagaimana meningkatkan penggunaan teknologi batu bara yang lebih canggih, sehingga menghasilkan batu bara yang lebih bersih dan berkurang emisinya.
Sementara pemanfaatan batu bara di dalam negeri menurutnya dapat dilakukan melalui program hilirisasi batu bara.
"Ada dua hal penting, pertama green energy policy di-minimize (dipersempit), dengan meningkatkan clean coal energy. Lalu, pemanfaatan batu bara di dalam negeri," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Jumat (13/11/2020).
Dia mengatakan, salah satu proyek hilirisasi batu bara yang tengah digencarkan yaitu gasifikasi yakni mengubah batu bara berkalori rendah menjadi dimethyl ether (DME) bisa digunakan untuk substitusi liquefied petroleum gas (LPG). Dampaknya, negara bisa menekan impor LPG yang saat ini masih dominan.
"Batu bara yang kita punya dominan berkalori rendah dan menegah bisa dimanfaatkan dan dikonversi menjadi syngas, lalu diolah menjadi DME. Galakkan hilirisasi, yang nanti juga akan berpengaruh pada beberapa komoditas impor yang selama ini menjadi balance perdagangan energi seperti LPG," jelasnya.
Seperti diketahui, sejumlah perusahaan penyedia teknologi maupun jasa konstruksi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) beramai-ramai mulai meninggalkan proyek PLTU dan beralih ke proyek energi baru terbarukan sebagai bentuk memerangi dampak perubahan iklim dunia.
Menanggapi hal ini, Wafid menyebut umur PLTU yang ada saat ini masih cukup panjang dan akan ditingkatkan dengan menggunakan teknologi batu bara yang lebih canggih, sehingga menghasilkan emisi lebih rendah. Namun dia mengakui, hal ini membuat dukungan finansial dari sejumlah institusi keuangan terhadap proyek PLTU menjadi minim.
Selain itu, sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Kebijakan Energi Nasional (KEN), imbuhnya, batu bara masih diharapkan masih berperan sampai 2050 sebesar 25%.
"Oleh karena itu, kami masih optimis setidaknya 20-30 tahun ke depan, kita masih memanfaatkan batu bara," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Mega Project PLN Muhammad Ikhsan Asaad mengatakan perseroan kini juga tengah berupaya mengurangi proyek pembangkit listrik baru dari energi fosil dan secara bertahap akan mengembangkan pembangkit listrik bersumber energi baru dan terbarukan.
"Pembangkit baru yang berbahan bakar fosil secara bertahap mulai dikurangi atau dibatasi," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/11/2020).
Namun demikian menurutnya ini memerlukan waktu dan tidak bisa serta merta langsung berhenti membangun PLTU. Menurutnya, ini akan dilakukan secara bertahap dalam masa transisi khususnya selama 10 tahun mendatang.
"PLN juga dalam masa energi transisi, dalam 10 tahun ke depan kami akan mengembangkan renewable energy (energi terbarukan) secara masif, membatasi dan mengurangi pembangkit fosil yang masih menggunakan energi impor seperti BBM," tuturnya.
Seperti diketahui, sejumlah perusahaan global seperti GE, Siemens, Toshiba, Mitsui belum lama ini telah menyatakan akan mundur dari proyek PLTU batu bara dan akan beralih ke proyek energi baru terbarukan sebagai bentuk kontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim global.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cegah Stok Batu Bara PLN Kritis, Begini Perintah Menteri ESDM
