
Clue dari Bos BI: Rupiah Bisa Lebih Kuat dari Rp 14.100/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini nilai tukar rupiah masih bisa terus menguat melawan dolar AS. Meski saat ini kembali ke zona merah di atas Rp 14.100/US$.
Pada Kamis (12/11/2020), US$ 1 dibanderol Rp 14.140/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,5% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin.
"Kami melihat bahwa nilai tukar rupiah masih berpotensi untuk menguat, kami melihat bahwa level sekarang secara fundamental masih undervalued," ujarnya di Gedung DPR RI, Kamis (12/11/2020).
![]() |
Menurutnya, penguatan rupiah dalam waktu dekat ini ditopang oleh hasil pemilu AS yang memenangkan Joe Biden sebagai Presiden ke-46.
Selain itu, penguatan rupiah dinilai masih akan berlangsung karena melihat inflasi dan defisit transaksi berjalan yang rendah pada saat ini.
Tak hanya itu, daya tarik aset keuangan domestik dinilai masih sangat baik bagi investor. Dengan demikian, aliran dana asing yang masuk bisa terus bertambah pula.
"BI akan perkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah agar mendukung pemulihan ekonomi Indonesia," kata dia.
Selanjutnya, indikator risiko di pasar keuangan juga mulai mereda, seperti Credit Default Swap (CDS) yang di posisi 73 dan VIX Index di posisi 26 meskipun ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi.
"Di pasar keuangan global juga ketidakpastian mulai turun meski tetap tinggi karena faktor geopolitik dan second wave Pandemi COVID. VIX dan CDS turun terutama di bulan-bulan November setelah pemilu di AS," jelasnya.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Meramal Ekonomi Global 2020 Minus 4,9%