
Internasional
Heboh Raja Salman Serang Iran, Ini Faktanya!
Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
12 November 2020 11:43

Dalam persebaran geopolitik di Timur Tengah, Arab Saudi dan Iran selalu menjadi seteru abadi. Dua negara besar itu selalu berusaha memperbesar pengaruhnya dan memperebutkan posisi sebagai motor politik internasional timur tengah.
Dilansir dari BBC, sebab dari rivalitas yang tajam ini adalah haluan agama kedua negara. Arab Saudi menjadi motor dari Islam Sunni, sementara Iran lebih cenderung kearah Islam Syiah.
Secara historis, Arab Saudi melihat dirinya sebagai pemimpin dunia islam. Namun setelah Revolusi terjadi di Iran tahun 1979, Iran bertransformasi menjadi negara baru dengan haluan "Teokrasi Revolusioner" yang dipimpin oleh seorang pemuka agama tertinggi yang disebut dengan "Ayatollah Agung".
Pada invasi yang dimotori AS ke Irak pada 2003, Saddam Hussein yang telah menjadi musuh utama Iran, digulingkan. Melihat hal itu Iran membuka jalan kepada kelompok Syiah di Baghdad untuk memimpin negara kaya minyak itu.
Setelah itu pengaruh Iran telah meningkat di Irak. Pada Arab Spring yang dimulai pada tahun 2011, hubungan kedua negara makin memburuk setelah mereka mulai mencampuri urusan negara-negara yang sedang bergejolak seperti Suriah, Yaman, dan Bahrain.
Di Yaman, pemberontak Houthi disebut disokong dan terus menargetkan teror kepada aset-aset dan infrastruktur yang ada di Arab Saudi. Bahkan di 2019, Houthi menyerang fasilitas minyak minyak BUMN Saudi, Saudi Aramco.
(sef/sef)
Pages
Most Popular