
Ritel RI Mulai PHK Massal, di AS Sudah Banyak yang Bangkrut!

Fenomena bisnis ritel yang babak belur tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga dijumpai di berbagai negara lain, terutama untuk negara-negara yang menerapkan penguncian alias lockdown. Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu contohnya.
Nama-nama besar peritel AS seperti J.C. Penney Co Inc, Pier 1 Imports Inc, Century 21 Department Stores LLC dan masih banyak peritel AS lain juga mengajukan kebangkrutan.
Data S&P Global Market Intelligence menunjukkan, jumlah peritel di AS yang mengajukan kebangkrutan sepanjang 2020 sebanyak 46 dan menjadi level tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Aksi penutupan gerai juga membuat sektor bisnis ritel AS kehilangan banyak dari para pekerjanya. Penurunan terdalam jumlah tenaga kerja sektor ritel di AS terjadi di bulan April ketika sebagian besar negara bagian AS berada dalam penguncian.
Saat itu jumlah tenaga kerja di sektor ini drop 2,1 juta menjadi 13,5 juta pekerja. Namun seiring dengan diberlakukannya relaksasi dan penjualan ritel di AS mulai membaik, tenaga kerja di sektor ini mulai bertambah.
Sampai dengan bulan September tahun ini, jumlah pekerja di sektor bisnis eceran AS sudah mencapai 15,2 juta orang. Kendati terus meningkat sejak Mei, tetapi belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.
Sebenarnya maraknya PHK secara global tidak hanya terjadi di sektor ritel saja. Kenaikan angka pengangguran juga disumbang oleh berbagai sektor lain. Pandemi Covid-19 yang berlangsung kurang dari satu tahun menjadi pukulan telak untuk sektor ketenagakerjaan global.
Angka pengangguran yang berhasil diturunkan dalam waktu lama dan bertahun-tahun harus disapu bersih dalam hitungan bulan. Butuh waktu yang lama untuk membangkitkan kembali ketenagakerjaan global yang kini sedang terkontraksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]