
Jreng! Erdogan Beri Selamat ke Biden Tapi Makasihnya ke Trump

erdoganJakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dari petahana Donald Trump di Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS). Ia pun meminta hubungan yang lebih erat antar kedua negara.
Pernyataan ini datang setelah sejumlah media asing menyoroti dirinya yang tak segera mengucapkan dukungan ke mantan Wakil Presiden AS era Barrack Obama itu. Di mana kedekatannya dengan Trump disorot.
"Saya mengucapkan selamat kepada Anda (Biden) atas keberhasilan pemilihan dan menyampaikan keinginan tulus saya untuk perdamaian dan kesejahteraan rakyat AS," ujarnya dalam pernyataan resmi dikutip AFP, Selasa (10/2/2020) sore waktu setempat.
Meski demikian, ia pun mengirim pesan khusus ke Trump. Pesan ini berupa ucapan terima kasih.
"Tidak peduli bagaimana hasil resmi pemilihan umum disertifikasi ... terima kasih atas persahabatan hangat selama masa jabatan empat tahunnya," tulis AFP mengutip pernyataan Erdogan lagi.
Meski banyak yang menilai Erdogan dan Trump dekat, sebenarnya, hubungan Ankara dan Washington di era Trump tidak terlalu manis. Keduanya juga mengalami ketegangan.
Seperti soal dukungan AS ke milisi Kurdi di Suriah yang dipandang Turki ancaman berat. Masalah lainnya adalah pembelian senjata Turki atas sistem pertahanan Rusia yang membuat berang AS & NATO.
Perlu diketahui Turki adalah anggota NATO. Sehingga membeli sistem militer Rusia adalah hal yang mencoreng organisasi itu.
Keduanya juga tegang soal penolakan AS untuk mengekstradisi seorang ulama Muslim. Ulama itu disalahkan Erdogan karena melakukan kudeta 2016 yang gagal.
Sementara itu, Biden selama ini juga dikenal kerap mengkritik pemimpin Turki itu. Ia mengatakan Washington perlu berani untuk menghadapi dan 'mengalahkan' Erdogan.
Komentar itu, sempat membuat Juru bicara Erdogan berang. Pernyataan Biden disebut 'tidak tahu, sombong dan munafik'.
"Di bawah pemerintahan Biden, hubungan antara Washington dan Ankara niscaya akan dimulai dengan ketegangan dan kekhawatiran di kedua sisi," tulis seorang pengamat Asli Aydintasbas dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri (ECFR).
Salah satu hal yang membuat Turki was-was adalah apakah Biden akan memberi sanksi kepada negara ini setelah membeli sistem pertahanan udara Rusia berteknologi tinggi yang dilarang oleh Pentagon.
Meskipun sanksi mendapat dukungan bipartisan di Kongres, Trump mengambil langkah untuk tidak terlalu menghukum dengan menghentikan Turki dari membeli program jet tempur siluman F-35 AS.
"Pemerintahan Biden kemungkinan akan memiliki kekhawatiran yang sama dengan pemerintahan Trump, bahwa sanksi terhadap Turki akan mengasingkan sekutu NATO yang masih penting," tulis Aydintasbas.
(sef/sef) Next Article Ini Pemimpin Dunia yang Belum Ucapkan Selamat Kepada Biden
