
Erdogan Masih Belum Ucapkan Selamat Kepada Biden, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupanya tak hanya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan juga belum memberikan selamat kepada Joe Biden yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump.
Diketahui hubungan Turki dan AS di masa Trump sangat mesra. Bahkan, meski Turki melanggar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan membeli senjata Rusia, Trump tak benar-benar memberi sanksi kepadanya.
Satu-satunya tanggapan resmi dari Turki muncul dari pemimpin oposisi utama yang memberi selamat kepada presiden dan wakil presiden AS yang akan datang atas kemenangan elektoral mereka, sebagaimana dilaporkan Greek Reporter.
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas terpilihnya dia sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat dan Kamala Harris sebagai Wakil Presiden," kata Kemal Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), dalam bahasa Inggris di Twitter.
"Saya berharap dapat memperkuat hubungan Turki-Amerika dan aliansi strategis kami," tambahnya.
Hubungan dekat antara Trump dan Erdogan sekali lagi menjadi sorotan beberapa hari sebelum pemilihan presiden. Dalam dua laporan terpisah, The New York Times dan Reuters menyoroti hubungan yang dipertanyakan antara mereka.
Keduanya mengungkapkan Gedung Putih membatalkan penyelidikan terhadap bank Turki yang diduga melanggar undang-undang sanksi AS, dan menghentikan penerapan sanksi terhadap Turki setelah negara tersebut memperoleh sistem rudal Rusia.
Menurut Anadolu Agency, Erdogan juga berbicara dengan Putin di telepon pada Sabtu malam, saat Biden dan Kamala Harris dinyatakan menang dalam penghitungan suara elektoral.
Dalam wawancara Januari yang muncul kembali pada Agustus lalu, Biden menyebut Erdogan seorang otokrat dan mengatakan AS dapat "mendukung elemen-elemen dalam kepemimpinan Turki yang masih ada dan mendapatkan lebih banyak dari mereka, memberanikan mereka untuk dapat menghadapi dan mengalahkan Erdogan."
Partai Rakyat Republik telah mengecam komentar Biden sebagai campur tangan asing dengan politik Turki. Sementara Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu menyebut Biden "bodoh" atas apa yang dia katakan sebagai komentar kudeta pro-militer, sebagaimana dilaporkan oleh Ahval News.
Tahun lalu, menyusul keputusan tak terduga Trump untuk menarik diri dari Suriah utara, Biden mengatakan Turki adalah "masalah sebenarnya", dan bahwa dia akan membuat Erdogan "membayar mahal untuk apa yang telah dilakukannya."
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Joe Biden Kritik Tajam Recep Tayyip Erdogan, Ada Apa?
