La Nina Tebar Risiko Banjir, Mentan Amankan 17 Juta Ton Beras

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
09 November 2020 16:23
Mentan Sahrul Yasin Limpo. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Mentan Sahrul Yasin Limpo. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan sejumlah langkah antisipatif menghadapi La Nina yang berpotensi memicu curah hujan ekstrem di akhir tahun ini. Diperkirakan curah hujan ekstrem bisa mencapai 20-40% dari kondisi biasanya, sehingga ada potensi terjadi banjir di beberapa daerah.

"Kami sudah melakukan mapping yang kuat, yang daerah langganan banjir, dan daerah yang kemungkinan banjir, dan lahan pertanian daerah hijau, dan kami sudah menghitung dan itu 4% dari lahan yang ada," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam media briefing di Graha BNPB, Senin (09/11/2020).

Syahrul mengatakan pihaknya juga menyiapkan agenda darurat dalam La Nina seperti meningkatkan asuransi. Selain itu pada lahan yang berpotensi banjir bisa digagas untuk mengganti tanaman yang lebih tahan dengan air. Semuanya dilakukan berdasarkan hasil mapping yang dilakukan oleh Kementan.

Selain itu, dilakukan pula upaya memperbaiki irigasi sebagai langkah antisipatif.

"Insya Allah kami mempersiapkan dengan baik. Kami juga akan menyiapkan 15 juta ton panen, dan kami berharap akan ada serapan dari produktivitas ini. Daya beli masyarakat diharapkan bisa menyerap produk pertanian, maka kita bisa tangani dengan baik," katanya.

Syahrul mengatakan untuk sektor pertanian mengklaim ketersediaan pangan pokok dalam kendali penuh Kementan.

"Untuk musim tanam satu dan dua, kami menghasilkan 31 juta ton beras dan akan bertahan sampai 2020... Akan ada over stock 6 juta ton hingga 7 juta ton. Untuk kebutuhan makan kami sudah mempersiapkan," ujarnya.

Syahrul pun bilang kalau Kementan telah mempersiapkan diri sampai 2021. Per Oktober, musim tanam sampai Maret sudah dimulai. Ia memperkirakan akan ada 17 juta ton beras yang dihasilkan dalam musim tanam I tahun depan ini.

Dalam kesempatan itu, Syahrul mengungkapkan ekspor di bidang pertanian tetap tumbuh di tengah pandemi. Dalam kurun waktu Januari-Agustus, nilai ekspornya mencapai Rp 251 triliun.

"Permintaan ekspor ke bahan-bahan kita cukup besar dan luar biasa," ujar Syahrul.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sempat 'Ngamuk' Soal Pupuk, Mentan Komentar Begini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular