
Top! Impor Eropa Naik, Harga CPO Tembus Level Psikologis Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada Jumat (30/10/2020) tertekan tipis di Bursa Derivatif Malaysia, tetapi tak cukup membendung reli sepanjang pekan ini hingga menembus level psikologis 3.000.
Harga CPO kontrak pengiriman Januari 2021 pada Jumat (30/10/2020) melemah 1,3% ke RM 3.011/ton, tetapi masih terhitung naik 2,3% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Bahkan lompat 8,4% jika dibandingkan dengan posisi penutupan akhir September di RM 2.714/ton.
Naiknya harga CPO belakangan ini ke rentang level tertinggi sejak 18 September, yakni RM 3.066 per ton, dipicu oleh kenaikan permintaan ekspor di tengah ancaman penurunan panen akibat fenomena perubahan iklim La Nina yang melanda di kawasan tropis pasifik.
La Nina memicu curah hujan tinggi hingga 40% di atas curah hujan normal. Berkaca pada kejadian sebelumnya, La Nina selalu dibarengi dengan bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor yang membuat aktivitas panen menjadi terganggu dan kerusakan stok.
Di saat yang sama, ekspor minyak nabati tersebut melonjak pada Oktober. Ekspor minyak sawit ke Eropa dan India mengalami kenaikan, mengimbangi ekspor ke China yang cenderung drop. Ekspor ke Uni Eropa naik 2,1% menjadi 289,3 ribu ton dari sebelumnya 283,3 ribu ton.
Pada periode yang sama, impor India tercatat mencapai 369,1 ribu ton, naik dobel digit sebesar 10,5% dibanding bulan September yang tercatat hanya 334,2 ribu ton. Sementara itu impor China drop 23% menjadi 186,1 ribu ton dari 242,5 ribu ton.
Pada perkembangan lain, Malaysia tengah menggugat UE di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakannya yang dianggap diskriminatif terhadap sawit. Reuters melaporkan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Mohd Khairuddin Aman Razali mengatakan bahwa kebijakan energi terbarukan UE menghambat praktik perdagangan bebas.
Negeri Jiran akan menggugat UE melalui mekanisme penyelesaian sengketa di WTO. Sebelumnya pada Desember lalu, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia juga telah menggugat UE di WTO. Indonesia dan Malaysia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan pangsa produksi mencapai 85% dari total produksi global.
Namun secara fundamental, Eropa memerlukan minyak sawit untuk industri makanan, berupa palm olein (bahan baku es krim) dan dan palm stearin (bahan baku margarin) di mana Indonesia memasok 3 jenis palm olein dan 19 jenis palm stearin. Di tengah kampanye negatif terhadap CPO, negara-negara Uni Eropa masih mengimpor keduanya dari Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena Profit Taking Jelang Akhir Pekan, Harga CPO Turun Tipis