Siswa Vokasi Dipoles Agar Berkilau di Dunia Internasional

Rahajeng Kusumo Hastuti & Yuni Astutik, CNBC Indonesia
04 November 2020 20:31
Infografis/Vokasi Sinergi dengan UMKM/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Vokasi Sinergi dengan UMKM/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak-anak SMK sebelumnya dipandang sebelah mata, bahkan lulusannya dianggap menambah angka pengangguran di Indonesia.

Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi mengatakan melalui Dirjen Vokasi Kementerian Pendidikan RI, lulusan vokasi ini akan dipoles agar berkilau dan memiliki kecakapan sesuai dengan yang diinginkan dan bisa diterima di dunia industri.

"Anak SMK yang sebelumnya dipandang sebelah mata, kita akan poles mereka agar berkilau dengan adanya dirjen vokasi ini. Kecakapan mereka ini di mana. Di bangku sekolah atau di mana," ujarnya dalam webinar dengan "Vokasi Siap Menerpa Eropa" di Jakarta, Rabu (4/11/2020).

Menurutnya, pendidikan vokasi ini tak hanya menjadi tanggung jawab Kemendikbud. Untuk itu, dia mengajak stakeholder lain untuk turut mengembangkan pendidikan vokasi ini. "Dengan semua mendukung, kita berharap anak-anak vokasi benar-benar bisa digosok agar menjadi berlian di negeri ini," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto mengatakan saat ini di bawah naungannya ada 3 direktorat yaitu Direktorat Teknis SMK, Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi, Kursus dan pelatihan serta yang terakhir Direktorat Mitras Dudi atau yang disebutnya "Mak Comblang" yang bertugas mempertemukan antara dunia pendidikan vokasi dan dunia usaha dunia industri.

"Ini nanti akan jadi agendanya Mitras Dudi untuk merangkum, akan dipilih dan dimasukkan ke dalam agenda, yang jelas 2021 harus membuat piloting ke 4 negara (Perancis, London, Jerman dan Belanda)," katanya.

Khusus untuk Jerman, lanjutnya, akan banyak yang bisa dilakukan. Jerman merupakan negara yang paling banyak perguruan tinggi tidak dipungut biaya pendidikan alias gratis.

"Dari 16 negara bagian, 14 diantaranya gratis, cukup menarik. Sehingga cukup banyak SMK kita yang punya kelas khusus, dan dilatih bahasa Jerman. (SMK) di daerah Jawa banyak," katanya.

Informasi saja, dalam webinar kali ini, Dirjen pendidikan Vokasi bertemu secara virtual dengan atase pendidikan dari 4 wilayah di Eropa yaitu Perancis, London, Jerman dan Belanda. Masing-masing atase pendidikan memberikan masukan dan pengetahuannya guna mendukung pendidikan vokasi di Indonesia untuk bisa melebarkan sayap hingga ke Eropa.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Jerman, Prof. Ardi Marwan mengatakan di Jerman ada lebih dari 400 ribu perusahaan yang mendukung vokasi dalam bentuk permagangan.

"Jadi mereka magang, mereka direkrut dan 96,4% lulusan vokasi semua terserap, jadi hampir semua terserap," tegasnya.

Berikutnya Atase Pendidikan dan Kebudayaan Perancis, Prof. Warsito mengatakan Indonesia sudah cukup lama bekerjasama dengan Perancis terkait pendidikan vokasi. Salah satu contohnya adalah ada lulusan SMK dari Indramayu yang kemudian melanjutkan satu tahun di bidang maritim.

"Ada 9-10 siswa, mereka lulus tidak pulang (ke Indonesia) ternyata kerja disini. Ini menunjukan kualitas SMK kita memiliki kelebihan, saya sudah berapa kali ketemu stakeholder vokasi," katanya.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Belanda, Dr Din Wahidin juga angkat bicara. Dia mengatakan ada Memorandum of Understanding (MoU) dan dilanjutkan dengan technical agreement. Dalam perjanjian kerjasama itu, pilot project vokasi adalah memilih dua sekolah SMK, yakni SMK Negeri 2 Subang dan SMK 5 Jember.

"Ada kampus yang terlibat, ini kerjasama peningkatan. SMK Subang fokus mengembangkan pertanian dan Belanda juga fokus di Pertanian," tegasnya.

Tak ketinggalan, Atase Pendidikan & Kebudayaan London, Muh. Arif Rokhman juga menyebut ada Universitas di UK tepatnya di Glasgow yang bekerjasama dengan SMK di Jawa Barat. Dari contoh tersebut, dirinya mengatakan akan mencoba memberikan fasilitas berupa diaspora.

"Kami akan fasilitasi, diaspora sangat nasionalis, bahkan S1 diaspora sudah mulai mencari cara bantu Indonesia. Jadi mereka bertanya harus kemana, nanti saya carikan orangnya dan saya pertemukan," pungkasnya.


(dob/dob)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Pastikan Penerapan Payment ID Tak Akan Masuk Area Privasi

Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular