
Pandemi Covid-19 Perlambat Hasil Pemilu AS 2020 Keluar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Proses pemungutan suara dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2020 sudah resmi ditutup. Penghitungan suara di berbagai negara bagian pun sudah dilakukan.
Akan tetapi, tidak seperti biasa, hasil pemilu di Negeri Paman Sam belum diketahui. Sebab, hingga berita ini ditulis, belum ada satupun calon presiden, baik itu Donald Trump (Partai Republik) maupun Joe Biden (Partai Demokrat), yang sudah meraih batas minimal 270 suara elektoral.
Padahal, pada pemilu sebelumnya, yakni pada Selasa (8/11/2016), hasil Pemilihan Presiden AS dapat diketahui langsung pada Rabu (9/11/2026) dini hari waktu setempat. Ketika itu, Trump secara mengejutkan memenangkan Pilpres AS dengan meraup 304 electoral vote mengalahkan rivalnya Hillary Clinton.
Sampai dengan pukul 16.42 WIB, dikutip dari AP, Biden masih unggul tipis dari Donald Trump dengan 238 suara elektoral berbanding 213 suara elektoral. Lantas, apa yang mengakibatkan lamanya hasil pilpres AS kali ini keluar?
Dikutip dari BBC, pandemi Covid-19 diperkirakan telah menghambat penghitungan surat suara. Banyaknya surat suara yang dikirimkan via pos menyulitkan 'KPU' AS untuk menghitung langsung hasil pemilihan presiden kali ini. Bahkan, terbuka kemungkinan hasil pemilu AS kali ini tidak dapat diperoleh hari ini.
Selain itu, masyarakat diminta untuk mengantisipasi adanya gugatan dari salah satu pasangan calon, di mana hal ini dapat menghambat penghitungan suara. Dalam keterangan pers tadi, Trump telah mengungkapkan bahwa ia akan menggugat pemilu AS ke Mahkamah Agung Federal. Selain itu, ia mengimbau agar penghitungan suara dihentikan segera.
Kendati demikian, dalam konferensi pers itu, Trump mengklaim kemenangan. Klaim ini juga bukan tanpa alasan. Di mayoritas key states atau negara bagian yang dianggap sebagai kunci kemenangan pada pilpres AS, Trump menunjukan kedigdayaannya.
Seperti yang dihimpun dari AP, Trump menguasai sembilan dari tiga belas negara bagian kunci, di mana dua diantaranya adalah Texas dan Florida, dua negara bagian yang memiliki jumlah suara elektoral yang besar, yakni 38 dan 29.
Selain itu, Trump berhasil memboyong suara di Pennsylvania, Ohio, Michigan, Georgia, North Carolina, Wisconsin, dan Iowa, Sementara jagoan partai demokrat Joe Biden berhasil menguasai Arizona, Minnesota, Nevada, dan New Hampshire.
Selain mengklaim kemenangan, Trump juga mengkritik ada upaya-upaya dari pihak tertentu mencabut hak sekelompok orang untuk memilih. Padahal, dia mengaku telah bersiap mengumumkan kemenangan pada malam sebelumnya.
"Kami bersiap-siap untuk perayaan besar. Tapi memenangkan segalanya dan tiba-tiba itu dibatalkan. Ini penipuan terhadap publik Amerika. Ini memalukan negara kita," katanya."Terus terang, kami memang memenangkan pemilu ini," lanjut Trump.
Sementara itu, calon wakil presiden AS dari Partai Republik Mike Pence pun yakin dirinya bersama Trump akan memenangkan kontestasi ini.
"Kita berada di jalur kemenangan untuk membuat Amerika hebat lagi, dan lagi," ujar Pence.
Biden telah menyampaikan keterangan perihal situasi terkini pilpres AS dari kantor tim pemenangannya di Wilmington, Delaware, AS, Rabu (4/11/2020) WIB. Ia mengaku senang dengan keunggulan sejauh ini.
"Kami merasa senang dengan posisi kami. Kami benar-benar melakukannya. Saya berdiri di sini untuk memberi tahu Anda malam ini bahwa kami yakin berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilu ini," ujar Biden.
Ia lantas meminta para pendukungnya untuk bersabar menantikan hasil akhir. Sebab, penghitungan suara di sejumlah negara bagian masih berlangsung.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden 'Kepo' Sikap Senator Republik dalam Pemakzulan Trump