
Jika Biden Jadi Presiden AS, Ini Prediksi Pengusaha RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat (AS) sudah di depan mata. Politisi Partai Demokrat, Joseph 'Joe' Biden, yang juga merupakan mantan wakil presiden era Presiden Barack Obama 2009-2017 diramal memiliki kansĀ untuk menang dibandingkan Trump. JikapunĀ Biden terpilih, kebijakan yang dibuat diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan petahana Donald Trump.
"Biden seperti Obama sebelumnya mengedepankan multilateral dibandingkan bilateral. Pemerintah Biden juga tidak pro free trade sepenuhnya, tetapi lebih akan mengupayakan balance antara proteksi pasar AS dari impor, khususnya dari China dan negara-negara lain yang dianggap melakukan persaingan dagang yang tidak sehat," kata Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/11).
Menurutnya Biden kemungkinan besar tidak serta merta akan menghentikan trade war, review ataupun penyelidikan-penyelidikan dagang terkait aktivitas perdagangan AS dengan negara-negara lain. Khususnya isu terkait persaingan dagang yang tidak sehat, baik meliputi isu dumping & subsidi perdagangan, hingga persaingan usaha yang tidak sehat karena peran BUMN di negara pesaing (China).
"Bahkan dalam presentasi economic plan-nya berjudul Made in All of America menunjukkan adanya political will untuk memproteksi pasar AS untuk penciptaan lapangan kerja. Biden mengatakan bahwa dia tidak sungkan untuk mengenakan tarif atau trade barriers pada rekan dagang yang dianggap merugikan AS," sebut Shinta.
Ia mengungkapkan bahwa pada prinsipnya kebijakan Biden akan relatif sama dengan Trump bila dia menang. Hanya saja konsep yg diusung Biden lebih terstruktur atau bukan sporadis seperti Trump. Melainkan mengarah pada konsep fair trade yang tentunya dalam konteks fairness kepentingan AS.
"Biden juga akan lebih terbuka untuk menciptakan kompromi dagang yang mengarah pada konsep fair trade ini dengan negara-negara yang saat ini sedang sangat ditekan oleh kebijakan-kebijakan perdagangan Trump," sebut lulusan Executive Education di Harvard Business School, Boston, Massachusetts, USA ini.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump vs Biden, Ini Isu Utama di Debat Perdana Pilpres AS