Lockdown Bisa Bikin Populasi Meledak, Sering di Rumah Sih...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 October 2020 13:17
Seorang ayah membawa putranya yang berusia 16 hari dijuluki Kobe, setelah bayinya pulih dari COVID-19 dan dikeluarkan di Rumah Sakit Anak Nasional di kota Quezon, Metro Manila, Filipina  AP/Aaron Favila
Foto: Seorang ayah membawa putranya yang berusia 16 hari dijuluki Kobe, setelah bayinya pulih dari COVID-19 dan dikeluarkan di Rumah Sakit Anak Nasional di kota Quezon, Metro Manila, Filipina AP/Aaron Favila

Namun situasi yang berbeda terjadi di negara-negara berkembang dan miskin. Kurangnya literasi keuangan serta pendidikan reproduksi membuat angka kehamilan diperkirakan naik. Mumpung sering di rumah sih ya...

Misalnya di India. Kebijakan karantina wilayah (lockdown) membuat banyak pekerja terpaksa dirumahkan atau bahkan divonis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Banyak pekerja migran yang berasal dar Nepal, Bangladesh, dan negara-negara tetangga Negeri Bollywood terpaksa mudik sambil menunggu panggilan kerja selanjutnya, yang entah kapan akan datang.

Biasanya para pekerja migran itu bertemu dengan pasangannya hanya beberapa kali dalam setahun. Namun sekarang bisa bertemu setiap hari.

"Ini sudah cukup untuk menyebakan ledakan populasi. Sebab, tidak ada yang menyangka banyak pasangan bisa berkumpul dalam waktu lama seperti ini," kata Vinit Sharma, Regional Techincal Adivisor United Nations Population Fund.

Oleh karena itu, negara harus hadir untuk memecahkan masalah potensi ledakan penduduk. Menrut kajian The Economist, caranya bisa dengan mempermudah akses ke alat kontrasepsi dan pendidikan reproduksi. Juga dengan sosialisasi literasi keuangan, sehingga sebuah keluarga bisa lebih matang dalam mempersiapkan segala kebutuhan bagi anak-anaknya kelak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular