Menteri ESDM: Ini 3 Kunci Agar Listrik RI Tangguh!

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
29 October 2020 15:10
Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)
Foto: Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa untuk dapat mewujudkan sistem kelistrikan yang tangguh, dibutuhkan tiga hal utama yakni lokalitas energi, pembangkit listrik yang fleksibel, dan lebih banyak lagi sistem interkoneksi.

Arifin mengakui, karena keterbatasan ekonomi dan kondisi geografis, sistem distribusi kelistrikan yang terpusat belum mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

"Dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan lokal yang tersedia di setiap wilayah, microgrids dapat digunakan sebagai solusi untuk menciptakan wilayah mandiri energi untuk wilayah terpencil dan terdepan," papar Arifin pada 2nd Global Ministerial Conference on System Integration of Renewable, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian pada Kamis (29/10/2020).

Lebih lanjut Arifin menjelaskan, microgrids dirancang untuk mencapai fleksibilitas jaringan dan kemampuan pemrosesan data. Fleksibilitas diperoleh melalui kombinasi berbagai sumber energi terbarukan, seperti matahari dan angin, dengan baterai dan genset diesel yang terhubung ke jaringan pusat.

"Lebih penting lagi, microgrids juga sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan," ungkapnya.

Untuk mencapai target-target penurunan emisi karbon sekaligus meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan, Arifin menyebut pihaknya telah menerapkan berbagai aturan yang disertai dengan kegiatan riset dan pengembangan (research and development). Menurutnya, pemerintah juga berupaya menerapkan metode yang lebih cerdas dalam bisnis energi, sehingga industri energi nasional siap bersaing dalam pasar global industri 4.0.

Saat ini Indonesia memiliki total potensi energi terbarukan lebih dari 400 giga watt (GW), namun pemanfaatan potensi tersebut masih berkisar 10 GW. Untuk meningkatkan porsi bauran energi baru terbarukan dalam sistem kelistrikan, pemerintah mulai memasukkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (Floating Solar PV) bersama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ada untuk memitigasi masalah intermittency dari PLTS.

Proyek pertama yang dikembangkan adalah PLTS Terapung di PLTA Cirata, Jawa Barat yang dilaksanakan dengan dukungan dari International Energy Agency. Selain itu, pemerintah juga mencoba teknologi yang lebih fleksibel pada pembangkit listrik tenaga uap untuk merespon fluktuasi bauran energi baru terbarukan dan prakiraan iklim.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Pemerintah Resmi Tak Naikkan Tarif Listrik 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular