Marah! Produk Prancis Diboikot di Timur Tengah, RI Ikutan?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 October 2020 14:20
Seorang pria memegang gambar Macron dengan cetakan sepatu di atasnya ketika pengunjuk rasa Turki meneriakkan slogan-slogan menentang Prancis selama demonstrasi atas kartun Nabi Muhammad, di Istanbul. (AP/Adel Hana)
Foto: Seorang pria memegang gambar Macron dengan cetakan sepatu di atasnya ketika pengunjuk rasa Turki meneriakkan slogan-slogan menentang Prancis selama demonstrasi atas kartun Nabi Muhammad, di Istanbul. (AP/Adel Hana)

Negara-negara muslim yang getol mengkampanyekan boikot produk Prancis adalah negara-negara Muslim di Timur Tengah.

Di Kuwait, beberapa jaringan supermarket mulai mengeluarkan semua produk Prancis dari rak sebagai bentuk aksi protes. Di Qatar, Alwajba Dairy Company dan Almeera Consumer Goods Company mengatakan mereka akan memboikot produk Perancis dan akan memberikan alternatif lain.

Kampanye lain juga dilaporkan di Yordania, Palestina hingga Israel. Universitas Qatar juga bergabung dalam kampanye boikot, mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk menunda Pekan Budaya Prancis sebagai protes atas penghinaan anti-Islam.

Pada hari Sabtu pekan lalu (24/10/2020), Presiden Turki Erdogan mengatakan Macron membutuhkan 'pemeriksaan mental' karena cara dia memperlakukan Muslim.

Di Arab Saudi, seruan untuk memboikot jaringan supermarket Prancis, Carrefour, menjadi tren di media sosial. Sementara merek mewah seperti L'Oréal, Garnier, dan Lancôme menjadi target dalam daftar merek yang harus dihindari di pos media sosial.

Jika mengacu pada data Observatory Economic Complexity 2018, total ekspor Perancis ke berbagai negara muslim mencapai US$ 41,1 miliar atau setara dengan 7,29%, dari total ekspor keseluruhan negara itu, yang mencapai lebih dari US$ 530 miliar.

Merespons maraknya kampanye boikot produk Prancis tersebut, Kementerian Luar Negeri meminta agar Timur Tengah berhenti menggalakkannya. 

Melansir Reuters, Kementerian Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dalam beberapa hari terakhir telah ada seruan untuk memboikot produk Prancis, terutama produk makanan, di beberapa negara Timur Tengah serta seruan untuk demonstrasi melawan Prancis atas penerbitan kartun satir Nabi Muhammad.

"Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kita, yang didorong oleh minoritas radikal," kata pernyataan itu.

Meskipun pangsa ekspor ke Timur Tengah juga terbilang kecil apalagi untuk makanan ditaksir hanya 3% saja, sikap Prancis tersebut membuat hubungan Prancis ke negara-negara Islam menjadi buruk.

Terlepas dari dampak ke perekonomian yang diderita oleh Perancis, konflik seperti ini semakin membuat disintegrasi global yang sudah dipicu oleh adanya pandemi Covid-19.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular