Heboh Komodo Vs Truk, 'Jurassic Park' Komodo Awalnya Begini!

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
28 October 2020 12:47
Truck yang memasuki pulau Rinca Taman Nasional Komodo, diadang biawak komodo. Foto: Ist
Foto: Truck yang memasuki pulau Rinca Taman Nasional Komodo, diadang biawak komodo. Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa hari ini media sosial dan pemberitaan ramai dengan foto penampakan sebuah truk yang seolah sedang dihadang oleh seekor komodo. Foto itu menuai pro dan kontrak di publik, ada yang mengecam dan ada yang mendukung.

Kawasan Pulau Komodo memang sedang gencar-gencarnya ditata oleh pemerintahan Presiden Jokowi. Targetnya kawasan ini akan menjadi wisata super premium dengan kalangan terbatas. Semangat dari program ini sebagai jalan tengah antara sisi konservasi dan kepentingan ekonomi.

Bila ditarik hampir dua tahun lalu, konsep wisata super premium tak ujug-ujug muncul dan dikerjakan mulai sekarang. Hal ini setidaknya bermula sejak awal tahun 2019, ramai isu penutupan Taman Nasional (TN) Komodo oleh Pemprov NTT.

Pada Januari 2019, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mencanangkan penutupan Taman Nasional (TN) Komodo. Alasannya, kondisi habitat komodo sudah semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.

"Pemerintah NTT akan melakukan penataan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi lebih baik, sehingga habitat komodo menjadi lebih berkembang. Kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (20/1/20) seperti dikutip dari detikcom.

Presiden Jokowi turut bersuara yang menekankan pada dua hal, konservasi dan pariwisata. Keduanya harus seimbang dan terjaga, konservasinya diperhatikan pun pariwisata dikembangkan maksimal.

Akhirnya, penutupan TN Komodo tak terlaksana setelah mendapat tekanan di sana-sini. Pemerintah memutuskan tidak menutup Pulau Komodo, tapi ditata bersama.

Pada Senin (30/9/2019) berlangsung rapat rencana pengembangan Taman Nasional (TN) Komodo, Nusa Tenggara Timur, yang merupakan cagar biosfer hewan endemik Komodo (Komodo Dragon) pada 1977 dan world heritage pada 1991.

Rapat itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dan Gubernur NTT Victor Laiskodat. Siti menyebutkan bahwa Taman Nasional Komodo akan ditata menjadi wisata premium.

Setelah itu muncul juga usulan soal tarif mahal bagi yang masuk ke Pulau Komodo sebagai konsekuensi wisata premium. Rencana tersebut sempat memicu pro-kontra di sosial media. S

Gubernur NTT Viktor B Laiskodat mengukuhkan kesan ini setelah terang-terangan menyatakan bahwa NTT hanya untuk wisatawan kaya. "Oleh karena itu wisatawan yang miskin jangan datang berwisata ke NTT, karena memang sudah dirancang untuk wisatawan yang berduit," kata Viktor Laiskodat di Kupang, NTT, Kamis (14/11), sebagaimana dikutip detikcom.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama bersama tim Kemenparekraf sempat melakukan kunjungan kerja ke beberapa destinasi wisata super prioritas, termasuk di antaranya Pulau Komodo, pada Jumat (29/11/2019).

"Hari ini, kami mengeksplorasi beberapa sudut terindah Destinasi Super Prioritas ini dalam rangka mengawal progres pembangunan Labuan Bajo sebagai Destinasi Super Premium," kata Wishnutama dalam caption unggahan Instagramnya di Pulau Komodo.

Akhir setelah rangkaian persiapan, pada awal 2020 program penataan wisata superpremium dilakukan termasuk proses kegiatan fisik. Presiden Jokowi getol bolak balik melakukan pengecekan.

Misalnya pada 20 Januari 2020, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pengembangan destinasi super premium Labuan Bajo akan mulai dibenahi dan setidaknya ada 5 (lima) zona atau kawasan yang perlu ditata. Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Pengembangan Destinasi Wisata Labuan Bajo.

"Yang pertama, yang berkaitan dengan penataan kawasan. Kita memang ingin agar segmen pasar wisatawan yang hadir di sini adalah yang pengeluarannya lebih besar dari wisatawan kebanyakan. Dan oleh sebab itu, kita perlu sekali melakukan integrasi, baik yang berkaitan dengan kerapian, kebersihan, dan kenyamanan, keamanan bagi para wisatawan," kata Jokowi.

Jokowi menyampaikan bahwa meski sudah ada beberapa hotel berbintang dengan berbagai fasilitas yang ada, tetapi dirinya juga melihat masih sangat diperlukan lagi tambahan hotel untuk Labuan Bajo.

"Ada lima zona yang harus kita tata, yaitu yang pertama yang ada di Bukit Pramuka, kemudian kedua yang di Kampung Air, ketiga di pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, dan kemudian yang keempat di kawasan marina, yang kelima di zona Kampung Ujung," katanya.

Ia menyampaikan bahwa lima zona tersebut akan menjadi sebuah ruang publik tidak terputus yang menghadirkan sebuah landscaping yang indah dan menjadi generator penggerak pembangunan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo.

"Yang kedua, yang berkaitan dengan infrastruktur. Saya berharap ini awal tahun ini runway dan terminal akan segera dimulai," tutur Presiden.

Jokowi mengharapkan nantinya bandara ini akan mendapatkan sebuah lalu lintas, traffic, yang semakin banyak karena dari segi pengelolaan memiliki kemampuan serta jaringan dalam rangka mendatangkan wisatawan ke Labuan Bajo.

Belum lama ini, pada 1 Oktober 2020, Jokowi kembali ke Labuan Bajo unruk meninjau sekaligus mengontrol telah dimulainya penataan kawasan di kawasan wisata Labuan Bajo.

"Di sini memang dibangun di titik kawasan yang telah kita tentukan, yang telah direncanakan di tahun yang lalu, dan ini sudah dimulai. Seperti yang kita lihat, ini di Kawasan Gua Batu Cermin yang sudah dimulai, seperti ini, ini sudah...berapa persen Pak? Sudah selesai 47 persen, tapi terus akan dalam proses," kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan juga ada penataan kawasan di Puncak Waringin yang nanti di situ akan dipakai untuk men-display handicraft, produk-produk yang ada di Nusa Tenggara Timur terutama tenun dan lain-lainnya, ukir-ukir dan lain-lainnya.

Selain itu ada penataan kawasan di Kampung Ujung sampai ke kawasan Marina. "Kemudian juga pelabuhan lama yang akan semuanya kita rombak, pelabuhannya kita pindah ke pelabuhan yang baru di Wae Kelambu, dan kita harapkan tahapan yang pertama akan selesai di akhir tahun 2020, kemudian tahapan kedua akan selesai di tahun 2021," kata Jokowi.

Jokowi juga mengatakan dilakukan penataan di Pulau Rinca di mana pengunjung bisa melihat Komodo. "Dilakukan penataan yang disesuaikan semuanya ini dengan alam yang ada di lingkungan kawasan itu sehingga kelihatan sangat natural, siapa pun yang berkunjung, dan kawasan Labuan Bajo akan menjadi sebuah kawasan yang betul-betul memang premium," kata Jokowi.

Di Pulau Rinca ini lah polemik soal pembangunan wisata super premium mencuat saat muncul foto yang menuai pro konta. Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF)  sempat memastikan pembangunan di Loh Buaya, Pulau Rinca, yang masuk kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, dilakukan dengan sangat hati-hati. Keamanan dari satwa komodo dipertimbangkan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Permak Kawasan Pendukung 'Jurassic Park' Komodo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular