SDM Berkualitas, Mitras DUDI Akselerasi Guru Vokasi di Papua

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
27 October 2020 13:15
Urgensi Pernikahan Massal Vokasi dengan Dunia Kerja
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan upskilling dan reskilling guru-guru sekolah vokasi dan SMK di wilayah Papua dan Papua Barat. Ada 2.700 guru-guru SMK yang sedang melakukan upskilling dan reskilling dan akan bertambah pada tahun depan.

Direktur Mitras DUDI Ahmad Saufi mengatakan industri dan dunia pendidikan khususnya vokasi membutuhkan keselarasan. Selain itu sekolah vokasi juga masih kekurangan guru-guru produktif yang mampu mendidik lulusan yang berkualitas baik, dan. Untuk itu penting untuk melakukan akselerasi tenaga pendidik melalui upskilling dan reskilling.

"Yang pertama adalah kekurangan guru-guru produktif, ada 65 ribu guru produktif yang kita butuhkan dalam waktu dekat ini. Oleh karena itu salah satu langkah yang dilakukan oleh ditjen vokasi adalah melakukan upskilling dan reskilling kemampuan guru-guru sekolah vokasi dan SMK. Di samping guru-guru SMK yang harus guru produktif, kami juga meningkatkan kemampuan manajerial Kepala SMK melalui program CEO," kata Ahmad, Senin (26/10/2020).

Akselerasi ini diharapkan menjadi jawaban bagi kebutuhan industri akan SDM yang berkualitas. Apalagi selama ini para pelaku usaha menilai salah satu permasalahan utama dari lulusan vokasi dan sekolah kejuruan adalah kemampuan berkomunikasi, karakter, dan soft skill siswa yang kurang sesuai dengan kebutuhan industri.

Senada dengan Kemendikbud, Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat Nathaniel Domingus Mandacan mengatakan para siswa vokasi dan sekolah kejuruan, khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat membutuhkan kesiapan mental yang lebih baik untuk terjun langsung ke dunia usaha dan dunia industri.

Sarana dan pra sarana serta fasilitas pendukung juga menjadi isu utama untuk bisa mewujudkan link and match antara lulusan vokasi dan sekolah kejuruan dengan dunia usaha dunia industri, terutama di wilayah Papua. Pendidikan dan kompetensi yang diperoleh siswa vokasi dan sekolah kejuruan masih dianggap kurang mumpuni oleh dunia industri, akibat masih adanya keterbatasan fasilitas pendukung.

"Tetapi kami bersyukur apabila ke depannya itu ada dilengkapi dengan sarana dan prasarana, terutama di SMK kan butuh peralatan pendukung untuk mereka bisa praktek dan begitu siap bekerja memang dia sudah lakukan dalam praktek pelatihan," kata Nathaniel.

Akselerasi tenaga pendidik di SMK dan sekolah vokasi di wilayah Papua dan Papua Barat pun disambut baik oleh dunia usaha. Kehadiran program perkawinan massal yang digagas oleh Mitras DUDI diharapkan akan menjadi jawaban bagi industri di Papua semakin berkembang. Apalagi sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan besar yang seharusnya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Papua Barat Imanuel Yenu mengatakan tantangan terberat yang dihadapi di Papua dan Papua Barat dan membuat industri jalan di tempat adalah kurangnya fasilitas pendidikan vokasi dan praktik yang memadai. Padahal seharusnya lulusan vokasi siap pakai, dan SDM menjadi salah satu faktor pendukung tumbuhnya industri di sebuah wilayah.

"Tenaga pengajar perlu mendapatkan pendidikan tambahan lagi, sehingga betul-betul mereka punya kemampuan untuk menurunkan ilmu yang ada pada anak-anak yang mereka didik. Karena hasil produk dari didikan itu sangat bergantung pada selain fasilitas peralatan tadi itu juga bergantung kepada yang mendidik. Jadi didik guru-guru juga, lengkapi dengan fasilitas, sehingga itu jalan," kata dia.

Senada dengan Imanuel, Direktur Utama PT Pulau Lemon Nurjaya mengatakan dunia usaha membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai untuk mendukung industri. Selama ini mereka mendapatkan tenaga kerja yang belum sepenuhnya siap pakai, padahal industri membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas untuk mendukung perkembangannya.

Pada 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat/pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang naik 4,01% dibandingkan 2018. Sementara saat ini Provinsi Papua menjadi salah satu provinsi yang angka pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang terkontraksi hingga 14,18%.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Halo Semarang! Ada Kelas Gratis Agar Ampuh Merintis Usaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular