Mitras DUDI 'Kawinkan' 26 Dunia Usaha & Vokasi di NTB

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
22 October 2020 16:52
Urgensi Pernikahan Massal Vokasi dengan Dunia Kerja
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berhasil menikahkan 26 dunia usaha, dunia industri dengan dunia pendidikan dan vokasi pada Diskusi Kelompok Terpumpun kedua yang dilaksanakan di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Direktur Mitras DUDI Kemendikbud, Ahmad Saufi berharap, pendidikan vokasi ini benar-benar sesuai dengan harapan dunia usaha dan dunia industri.

"Kita sudah membentuk forum pengarah vokasi yang sudah memberikan masukan kepada kita apa saja job list yang ada 5-10 tahun yang akan datang, dengan demikian keterkaitan dunia usaha dan industri semakin dekat, mempersiapkan jauh-jauh hari, bagaimana permagangan, guru dari SMK kita magangkan di dunia usaha dan industri, pelatih dari dunia kerja kita datangkan ke sekolah-sekolah, dengan demikian keterkaitan dunia usaha dan industri dengan satuan pendidikan vokasi benar-benar match," tegasnya beberapa waktu lalu.

Dia juga menegaskan, Kemendikbud akan memastikan Perjanjian Kerjasama (PKS) keduanya menghasilkan SDM bermutu, kompetensi sesuai dengan kebutuhan usaha. Merespon kondisi ini, dunia usaha dunia industri menyambut positif pernikahan massal ini. Hal ini harus dilakukan mengingat kedua sektor memang saling membutuhkan.

"Kita sangat siap, sangat mau membantu adik-adik kita di sekolah. Apakah itu bisa? Kami butuh undangan, kami butuh komunikasi agar kami diundang, kami datang. Kami berharap semua, tak hanya saya, tapi kawan yang lain, sehingga wawasannya berkembang," ujar Anggota Mandalika Hotel Association, Rustam Rijal.

Tak hanya itu, peran pemerintah daerah juga diharapkan untuk melakukan link and match, sehingga Mismatch dapat ditekan. Hal ini bertujuan untuk menekan jumlah pengangguran terbuka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, pengangguran terbuka di NTB didominasi oleh lulusan vokasi yaitu SMK.

Penganggur lulusan SMA Kejuruan pada Februari 2020 tercatat 6,97%. Angka penganggur selanjutnya merupakan tingkat Diploma 1,2 dan 3 sebesar 6,27%.

"Memastikan bahwa kompetensi SMK itu harus diawali dengan net analisis training jadi sesuai kebutuhan perusahaan dan diharapkan peserta pelatihan itu merupakan kebutuhan untuk mengisi kebutuhan perusahan. Kemudian usaha kita, yang kami di Naker koordinasi LPK, ini kita mulai." ujar Sekretaris Dinas Tenaga Kerja NTB, Mustain.

Sangat disayangkan masih adanya penganggur, mengingat potensi sektor pariwisata di NTB sangat besar. Data BPS juga mencatat Produk Domestik Regional Bruto yang berasal dari sektor identik pariwisata mencapai 9,1%.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Moh. Faozal mengatakan, salah satu kunci keberhasilan pariwisata adalah kesiapan SDM. Daya tarik dan manajemen itu, penentunya kesiapan SDM.

"Kita ingin SDM punya korelasi bagus, antara progres pariwisata dan daya dukung. Pemda serius dan membangun 21 SMK pariwisata, menyiapkan publik SDM kita. Kita juga membangun Politeknik Negeri Lombok punya Kemenpar. Kemudian kerjasama Perguruan Tinggi untuk membuka jurusan pariwisata. Semua diinisiasi bagaimana SDM punya kesiapan untuk menghadapi kemajuan di sektor pariwisata," tegasnya.

Informasi saja, Direktorat Mitras DUDI Kemendikbud RI membidangi program pernikahan massal antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Pernikahan massal ini diharapkan dapat memangkas jarak yang selama ini cukup lebar antara dunia usaha dan dunia pendidikan.

Setidaknya ada tujuh program yang sudah disiapkan untuk pernikahan massal ini. Diantaranya adalah program kemitraan pendidikan tinggi vokasi dengan Iduka, program pengembangan penilaian mutu pendidikan tinggi vokasi berstandar Iduka, program penguatan dan pengembangan pusat karir di Perguruan Tinggi Vokasi.

Selanjutnya Program penguatan perguruan tinggi vokasi dalam melaksanakan rekognisi pembelajaran lampau di bidang prioritas. Berikutnya Program penguatan Humas Kemitraan Industri dunia usaha dan dunia kerja.

Keenam, Program penyelarasan kurikulum dan sarana prasarana pendidikan vokasi dengan Iduka. Terakhir adalah Program kampus pendamping kemitraan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vokasi Perlu Saat New Normal, Pemerintah-Industri Kolaborasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular