
Mandalika Jadi Saksi 'Pernikahan Massal' Vokasi & Industri

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama dengan dunia industri yang diwakili Kamar Dagang dan Industri (kadin) sepakat melakukan kolaborasi dalam mengembangkan ekosistem dan sumber daya manusia yang unggul di bidang vokasi, salah satunya mengadakan diskusi dengan pihak terkait di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Kita ingin menyentuh 34 provinsi, dari ujung utara ke selatan. Usia kami belum satu tahun, kemampuan kami dibagi di beberapa tempat. Bali-NTB-NTT kita satukan di sini (Mandalika) kemudian di Utara di Manado, kemudian di Sorong akan dilakukan. Terpenting adalah rasa nya saling percaya antara diksi dengan dudi," kata Direktur Mitras Dudi Kemendikbud, Ahmad Saufi.
Sebagaimana diketahui, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggelar roadshow dan diskusi kelompok terpumpun (DKT) di mana salah satu lokasi yang dituju adalah Mandalika, NTB. Mekanisme dari kegiatan ini adalah pertama dilakukan pameran hasil karya, yang akan menampilkan hasil produk kreatif siswa-siswa satuan pendidikan vokasi yaitu SMK, LKP dan politeknik serta pihak industri. Mandalika menjadi salah satu tempat penting dalam upaya pengembangan SDM. Pasalnya, kawasan ini didapuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
Dalam kesempatan yang sama, Kasubag TU Direktorat Mitras DUDI, Yudil Chatim mengatakan ini adalah saat yang tepat dalam mengimplementasikan kebijakan kemitraan yang sering disebut sebagai "pernikahan masal" antara industri dan pendidikan vokasi. "Menagih MoU Implementasi seperti apa, Tak hanya MoU, berapa beasiswa, berapa magang, kurikulum dan lainnya. Ini kita saatnya mengimplementasikan," katanya.
Menanggapi ini, Mantan Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang, Muhammad Zainul Majdi menilai lulusan vokasi harus mendapatkan kesempatan ruang agar dapat berkontribusi lebih kepada dunia usaha. Terlebih menurutnya potensi sumber daya manusia di Nusa Tenggara sangat melimpah.
"Saya berharap kepada kita semua, vokasi khususnya, ini kita tidak mungkin akan mengajak stakeholder pembangunan yang lain memberikan kepedulian, bangga terhadap pendidikan Vokasi, kita sendiri, tidak punya kebanggan. Tidak mungkin mengajak orang berbangga pada vokasi, menaruh perhatian besar kepada vokasi, kalau kita sendiri tak punya kebanggaan," katanya menambahkan.
Berikutnya, Kadin Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov NTB, Aidy Furqon mengatakan, kebutuhan guru vokasi ada sekitar 1.400 orang. Menurutnya angka ini masih kurang. "Sampai saat ini, kami hanya 5 core kompetensi, 70an program. Dan setiap tahun berkembang, durasi jam kurikulum sangat tinggi," ujarnya menjelaskan.
Untuk itu, peran aktif dunia usaha dan dunia industri untuk ikut jemput bola dirasa menjadi vital. Jarak antara dunia industri dan dunia pendidikan harus didekatkan. Wakil Ketua umum Kadin, NTB, Lalu Darmawan berharap, pelaku industri diberi ruang lebih mudah, agar dapat mengajar.
"Kita berharap industri yang sudah maju bisa masuk ke sekolah vokasi. begitu juga di dunia pendidikan tinggi, ada penemuan, tenaga ahli, nah dunia industri bisa belajar juga dari pendidikan tinggi terkait. Demikian juga sebaliknya. Ini akan memberikan tambahan kekuatan," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sinergi Kebutuhan Dudi Dengan Vokasi