Negara Lain Usil ke RI, Wamenlu: Gajah Depan Mata Tak Tampak!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 October 2020 20:08
Briefing Wamenlu RI Mahendra Siregar 17 Juli 2020. Ist
Foto: Briefing Wamenlu RI Mahendra Siregar 17 Juli 2020. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar mengatakan beberapa negara-negara tertentu yang sering melakukan kampanye negatif terhadap Indonesia. Ia mengatakan masih banyak pihak-pihak negara tertentu yang hanya fokus pada urusan Indonesia tapi urusan di negaranya diabaikan.

"Mereka tidak mau melihat realita di belakangnya dan juga tidak peduli dengan persoalan kompleksitas dari masalah yang ada di situ (masalah di Indonesia yang dilihat oleh negara lain)," kata Mahendra dalam program Acara Talkshow 'Impact' bersama Peter Gontha di CNBC TV pada Kamis (22/10/2020).

Mahendra menjelaskan, cara pandang seperti itu tidak mencerminkan perspektif yang lengkap. Ia memberikan contoh kebakaran  hutan yang terjadi di Amerika Serikat dan Australia dan membandingkannya dengan Indonesia.

"Saya membaca berapa besarnya area kebakaran liar (wildfire) di Amerika Serikat dan di Australia sepanjang tahun 2020. Di Australia, itu 12 juta hektare. Di AS perkiraannya 10 juta hektare. Di Indonesia, bahkan dalam tahun tertentu, yang paling berat kebakaran hutannya tahun 2015, itu tidak sampai setengahnya itu," katanya.

Setelah tahun 2015, lanjut Mahendra, angka kebakaran hutan di Indonesia terus turun. Kemampuan RI untuk mengurangi emisi karbon sampai diakui dengan baik oleh Norwegia maupun dengan Global Climate Fund.

"Kita bahkan dikasih semacam kompensasi karena telah melakukan carbon emission reduction. Ya kalau di peribahasa kita, 'Semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tidak terlihat'," tandasnya.

Sementara untuk kampanye negatif yang sering dilakukan negara-negara lain, Mahendra mengatakan akan langsung dikonfrontasi dengan mengecek langsung kebenarannya. Jika ada indikasi hal seperti itu, akan ditindaklanjuti oleh pihak terkait.

"Memang ada hal seperti itu, ini yang kita konfrontasikan dan kroscek persoalannya, dan tentu langkah kita ke depan akan tergantung dari bagaimana kita melihat hal itu, dan membuktikannya, termasuk dari pihak yang terkait apabila memang terbukti itu terjadi sepengetahuannya dan persetujuannya," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Menjawab Kekhawatiran Investor Global soal UU Cipta Kerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular