Jaga Produksi Blok Rokan, Pertamina Harus Agresif Eksplorasi

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 October 2020 18:27
blok rokan
Foto: detikFinance/Muhammad Idris

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan setelah PT Pertamina (Persero) mengambil alih Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada Agustus 2021 mendatang, maka Pertamina akan menguasai 70% dari produksi minyak nasional.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pun meminta agar Pertamina dapat melakukan eksplorasi dengan lebih agresif ke depannya karena potensi hidrokarbon di dalamnya masih besar.

"Kita tahu Pertamina sudah membentuk subholding Pertamina Hulu Energi (PHE). Kalau nanti Rokan masuk, Pertamina akan kuasai 70% dari produksi minyak nasional," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual Kinerja Hulu Migas Kuartal III Tahun 2020, Jumat (23/10/2020).

Pelaksanaan transisi yang baik oleh Pertamina menurutnya bakal membuat produksi bisa tetap dijaga. Selain itu, pada akhir 2020 kelanjutan pengeboran yang akan dilakukan Chevron Pacific Indonesia saat transisi ini diharapkan segera mulai dilakukan. Dia mengatakan, proses lelang untuk pengadaan pengeboran sudah dimulai dan rig pengeboran pun telah siap.

Menurutnya, pihaknya bersama Chveron telah sepakat untuk melakukan beberapa upaya guna menambah produksi minyak di Blok Rokan selama 2020-2021, jelang pergantian operator.

Chevron Pacific Indonesia sepakat menambah investasi untuk pengeboran hingga US$ 154 juta dari akhir tahun ini sampai dengan Juli 2021. Pada tahun ini Chevron akan menambah pengeboran sebanyak 11 sumur dengan investasi sebesar US$ 11 juta. Pengeboran ini ditargetkan bisa menambah produksi sebesar 500 barel per hari (bph). Kemudian pada 2021 akan dibor sebanyak 107 sumur dengan proyeksi investasi US$ 143 juta, dengan proyeksi penambahan produksi sebesar 5.000 bph.

"Di masa transisi sebelum diambil alih Pertamina ini, kita mencoba untuk mengoptimalkan investasi. Kita sudah tanda tangani Head of Agreement (HoA) untuk investasi di masa transisi," tuturnya.

Lebih lanjut Dwi mengatakan, upaya yang dilakukan selama kegiatan 2020 adalah mengawal alih kelola Blok Rokan sebaik-baiknya dengan membentuk tim transisi. Pengajuan daftar pengadaan diajukan oleh PT CPI dengan mendukung proses tender sebaik-baiknya.

"Mengawal 19 paket pengadaan barang dan 10 paket kontrak yang sudah di in place," kata Dwi.

Hal senada disampaikan Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno. Menurutnya persiapan untuk mengebor Blok Rokan sudah dilakukan, sehingga diharapkan akan ada pengeboran untuk 11 sumur pada akhir tahun ini. Julius berharap, pengeboran bisa dilakukan pada November 2020.

Namun, menurutnya tidak menutup kemungkinan pengeboran akan mundur menjadi akhir November atau awal Desember 2020.

"Harapannya mulai ngebor di November, mungkin agak mundur jadi akhir November atau awal Desember," ujarnya.

Julius mengatakan jumlah rig yang bakal digunakan tahun ini sebanyak dua buah. Kemudian untuk tahun depan sekitar enam buah rig.

"Dua rig bisa kita operasikan, dan setelah itu di 2021 akan tambah terus. Total sekitar enam rig yang akan available untuk Wilayah Kerja Rokan," jelasnya.

Sebelumnya, SKK Migas bersama PT Chevron Pacific Indonesia, operator Blok Rokan, pada, Senin (28/09/2020) telah menandatangani perjanjian awal atau Heads of Agreement (HoA) terkait kegiatan produksi di masa transisi sebelum Blok Rokan diambil alih Pertamina pada Agustus 2021.

Perjanjian ini terkait akselerasi investasi dan pengeboran di Wilayah Kerja (WK) atau Blok Rokan guna mendukung kegiatan produksi dan menjaga agar produksi tidak turun ketika akan dialihkan kepada Pertamina. Dengan demikian, perjanjian ini memungkinkan Chevron untuk melakukan kegiatan pengeboran di Blok Rokan sebelum berakhirnya masa kontrak pada Agustus 2021.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Strategi Pertamina Tingkatkan Produksi Blok Rokan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular