Begini Strategi Pertamina Tingkatkan Produksi Blok Rokan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
07 December 2020 12:37
blok rokan
Foto: detikFinance/Muhammad Idris

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) akan mengambil alih pengelolaan wilayah kerja atau blok minyak Rokan, Riau mulai Agustus 2021 mendatang dari Chevron Pacific Indonesia.

Blok Rokan merupakan blok minyak dengan produksi minyak terbesar kedua nasional setelah Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dikelola ExxonMobil Cepu Ltd. Ke depannya, Blok Rokan dinilai masih akan menjadi tulang punggung produksi minyak RI, terutama dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

Lantas, bagaimana kesiapan Pertamina mengambil alih kelola Blok Rokan ini?

Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi, Subholding Upstream Pertamina, Taufik Adityawarman, mengatakan perseroan dan Chevron kini secara intensif membahas transfer data teknis dan non teknis dengan melibatkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan melalui forum steering committee antara Pertamina, CPI dan SKK Migas.

"Dalam upaya meningkatkan produksi di awal alih kelola, dilakukan 44 pemboran sumur pengembangan dan tahun selanjutnya diikuti 182 sumur pengembangan," tuturnya saat ditanya bagaimana rencana produksi Blok Rokan pada tahun depan saat perseroan ambil alih, dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (07/12/2020).

Lalu seberapa besar peran Blok Rokan untuk mengejar target 1 juta barel per hari pada 2030?

Dia mengatakan, secara keseluruhan kontribusi Pertamina lebih dari 50% dari upaya pemerintah mengejar target produksi 1 juta bph pada 2030 tersebut.

"Ini tentunya tidak lepas dari upaya transformasi resources to production dan revitalisasi aset existing melalui rencana kerja tepat sasaran," ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, peran Blok Rokan dalam rangka mendukung program 1 juta bph pada 2030 dilakukan melalui beberapa strategi peningkatan produksi, antara lain:

1. Upaya pemboran sumur pengembangan dan akselerasi rencana pengembangan baru (new Plan of Development/ POD) atau rencana pengembangan selanjutnya (Plan of Further Development/ POFD) untuk program kerja di luar POD yang telah ada di awal alih kelola Blok Rokan.

2. Optimasi steam-flood (injeksi uap) di area yang masih memiliki potensi dengan pemboran sumur pengembangan dan pengembangan area yang belum dilakukan steam-flood di blok Rokan.

3. Akselerasi dan implementasi injeksi air skala besar (full scale water-flood) di Blok Rokan yang saat ini masih dalam tahapan primary recovery dan masih memiliki cadangan yang potensial untuk dikembangkan.

4. Implementasi injeksi kimia atau chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) di Lapangan Minas secara bertahap dengan metode dan bahan kimia yang masih layak untuk dilakukan.

Berdasarkan data SKK Migas, hingga kuartal ketiga 2020, produksi minyak terangkut (lifting) dari Blok Rokan ini mencapai 176.298 bph, lebih tinggi dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang sebesar 170.000 bph. Namun, bila dibandingkan 2019 yang mencapai 190.131 bph, ini berarti lifting minyak pada tahun ini turun 7,2%.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Pertamina Temukan Harta Karun di Sumur Minyak Tua

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular