
Rogoh Rp 4,4 T, PGN Geber Proyek Pipa Minyak Rokan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN berkomitmen menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan demi mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah mengurangi impor minyak.
"Pada prinsipnya pembangunan Pipa Minyak Rokan ini menjadi upaya untuk mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia," kata Direktur Utama PGN Suko Hartono, dalam siaran persnya, Minggu (18/10/2020).
Dia mengatakan nilai belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,44 triliun (kurs Rp 14.800/US$), maka optimasi efisiensi yang didapatkan sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun, karena nilai alokasi capex pada awalnya sebesar US$ 450 juta.
Proyek ini dibangun untuk menjaga ketahanan produksi energi setelah alih kelola Blok Rokan Hulu dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 2021 mendatang.
"PGN grup sebagai subholding gas Pertamina berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi bagi pemenuhan energi nasional. Dengan kompetensi kami dalam pengembangan infrastruktur migas dan penyaluran energi baik gas bumi ke seluruh sektor," katanya.
"Kami berupaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi seluruh mata rantai penyaluran energi. Selain itu dalam pelaksanaan operasi investasi selalu ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian daerah maupun nasional, terlebih lagi di masa yang sangat menantang saat ini dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi," kata Suko.
Dia mengatakan, perseroan berkomitmen memberikan dukungan terbaik untuk Holding Migas PT Pertamina (Persero) agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan lancar dan dapat meningkatkan pencapaian efisiensi pembiayaan dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional pipa minyak Rokan.
Dalam pembangunan Pipa Transmisi Minyak Rokan tersebut, PGN menargetkan dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan wilayah.
Hal ini dikarenakan pembangunan proyek strategis nasional ini melibatkan lebih dari 60% scope konstruksi dan tenaga kerja lokal.
"Dengan pembangunan yang melibatkan sumber daya lokal, maka diharapkan multiplier effectnya mampu berkontribusi secara nyata bagi peningkatan kapasitas SDM dan transfer knowledge di daerah," ujar Suko.
Menurut Suko, pemberdayaan pengusaha dan tenaga kerja lokal juga turut menunjang pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat di masa krisis. Dari transfer knowledge yang nanti terjadi, dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan SDM khususnya pada aspek pemahaman teknologi dan komersial dalam pembangunan Pipa Minyak Rokan.
"Pembangunan proyek Pipa Minyak Rokan termasuk proyek strategis yang penuh risiko dan berbiaya besar, sehingga dibutuhkan peningkatan penguasaan teknologi dan pemahaman yang baik terhadap aspek komersial. Dua aspek ini menjadi patokan utama, agar hasilnya dapat optimal dan memberikan manfaat yang luas," imbuh Suko.
Melalui PT Pertagas sebagai pelaksana pembangunan, telah dilakukan kerja sama dalam pengadaan material pipa baja untuk Pipa Minyak Rokan dengan PT Krakatau Steel.
Dari kerja sama ini ditargetkan dapat menekan biaya pengadaan material sebesar 16% dan memberikan nilai lebih bagi industri baja dalam negeri karena menjadi upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
Sebelumnya pada 2018, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan Pertamina sebagai pengelola Blok Rokan, Riau, setelah memenangkan tender dengan CPI.
Dengan demikian, pengelolaan Pertamina di Blok Rokan menandai berakhirnya pengelolaan CPI di Rokan selama lebih dari setengah abad.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham PGAS Diobral Asing & Rontok Lebih 6%, Ada Apa?