
Siap-siap Debat Panas, Tarung AS Trump-Biden Segera Dimulai!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rangkaian pemilu presiden Amerika Serikat (AS) akan mencapai puncak hari ini. Pasalnya Kamis (22/10/2020) pukul 21.00 malam waktu setempat atau Jumat (23/10/2020) pukul 8.00 pagi waktu RI, kedua kandidat yang maju sebagai presiden yakni petahana Donald Trump dari Partai Republik dan lawannya Joe Biden dari Partai Demokrat akan kembali digelar.
Setidaknya ada enam tema debat yang akan dibahas. Mulai dari Covid-19, keluarga di AS, permasalahan ras, perubahan iklim, keamanan nasional dan kepemimpinan.
Debat sendiri akan dilakukan di negara bagian Tennessee, tepatnya di Universitas Belmont di Nashville. Debat akan dipantu monderator dari NBC, Kristen Welker.
Menurut AFP, Trump mungkin akan fokus menyerang Biden soal korupsi selama pemerintahan Barack Obama. Biden sebelumnya adalah wakil presiden saat Obama menjabat.
Ini trik yang sama yang dipakai saat Trump berhasil mengalahkan Hillarty Clinton di 2016. Saat itu Trump menggambarkannya tak jujur dan berhasil merubah posisi suara.
Biden diperkirakan akan fokus menyerang Trump soal penanganan virus corona yang menyebabkan 222.000 orang AS meninggal dunia dan membuat jutaan orang menganggur.
Sejauh ini, jajak pendapat menunjukkan bahwa orang Amerika jauh lebih khawatir tentang pandemi daripada teori konspirasi Trump.
Debat kali ini akan menggunakan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Bahkan Trump diwajibkan tes corona kembali, untuk memastikan dirinya benar-benar negatif.
Layar pembatas yang dibuat dari plexiglass juga diletakkan di antara podium kedua kandidat. Dengan kasus yang meningkat pesat di seluruh negeri saat musim dingin mendekat, jajak pendapat Quinnipiac menemukan bahwa hampir enam dari 10 orang mengira virus corona di luar kendali.
Debat diramal bakal ditonton 45 juta warga AS. Sebelumnya dalam aturan baru yang dikeluarkan Komisi Debat Presiden 19 Oktober, mikrofon lawan akan dimatikan saat kandidat lain berbicara.
Pertempuran Terakhir
Sejumlah analis menekankan para kandidat harus memanfaatkan debat kali ini habis-habisan. Apalagi debat kedua sebelumnya, batal dilakukan 15 Oktober.
Ini terjadi pasca-Trump terinfeksi Covid-19. Ia menolak debat secara virtual dilakukan.
"Ini adalah kesempatan terakhir yang penting bagi para kandidat untuk berbicara dengan orang-orang yang belum memilih," kata Direktur Eksekutif Sine Institute of Policy and Politics di American University., Amy Dacey.
"Ini mungkin salah satu audiens terbesar yang akan mereka jangkau sebelum pemilihan."
"Saya pikir tim Trump harus melihat ini sebagai suatu keharusan untuk menjangkau orang-orang dan meyakinkan orang."
Hal serupa juga dikatakan Direktur Pelaksana Buletin Politik Sabato's Crystal Ball University of Virginia Center for Politics, Kyle Kondik. Menurutnya ini kesempatan terakhir untuk 'mengubah lintasan'.
"(Ini) taruhannya tinggi untuk kedua kandidat. Biden ingin mempertahankan persaingan di tempatnya, dan dia tidak ingin memberikan bahan bakar terlambat untuk kampanye Trump," ujarnya.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan Universitas Quinnipiac terbaru, Biden makin mengungguli Trump. Di mana suara untuk mantan Wakil Presiden AS itu berada di posisi 51%, dari Trump yang hanya 41%.
(sef/sef) Next Article Simak Guys! Poin Debat Panas Trump-Biden, Covid hingga Minyak
