Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrik mobil listrik ternama, Tesla besutan Elon Musk belakangan jadi buah bibir di Indonesia. Diam-diam mereka berniat membangun fasilitas pabrik baterai untuk mobil listrik di Indonesia.
Presiden Jokowi sudah lama menaruh perhatian pada Tesla, yang dianggapnya simbol kemajuan dan peluang Indonesia di masa depan. Jokowi menyoroti Indonesia yang punya bahan baku yang jadi modal besar untuk jadi pemain utama produsen baterai hingga mobil listrik, hingga persaingan dengan negara lain.
Bila rencana pembangunan pabrik baterai Tesla terealisasi, maka 'mimpi' Jokowi soal Tesla akhirnya selangkah lagi. Ini semacam rangkaian, bahwa rencana pabrik baterai Tesla di Batang bukan 'ujug-ujug' semata.
Tesla diarahkan oleh pemerintah untuk membangun pabriknya di kawasan industri terpadu Batang, Jawa Tengah, yang sedang dibangun pemerintah. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang secara terang-terangan mengakui soal rencana Tesla tersebut. "On going discussion" dan disiapkan ke kawasan Batang.
Kabar Tesla berminat membangun pabrik baterai di Indonesia sudah santer sejak September 2020. Bahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pernah ditelepon oleh pihak Tesla, awal bulan lalu.
Saat rencana investasi ini semakin dekat, tentunya akan membuat Jokowi makin happy. Berikut beberapa pernyataan Jokowi soal Tesla, jauh sebelum kabar pembangunan pabrik baterai oleh Tesla di Batang:
Saat memberikan sambutan dalam laporan LKPP 2016 di Istana Bogor 23 Mei 2017, Jokowi sempat menyinggung soal etos kerja dan kedisiplinan agar Indonesia bisa bangkit. Saat itu Jokowi menyebut soal Tesla dan Elon Musk, bahkan bukan kali pertama orang nomor satu di Indonesia, membawa-bawa nama Tesla dan Elon Musk.
"...Saya sudah tiga kali ini berbicara masalah Elon Musk. Sudah berbicara mengenai mobil tesla, mobil fantastis masa depan. Sudah berbicara mengenai gagasan besar mengelola ruang angkasa. Sudah berbicara memindahkan orang dari satu tempat ke tempat yang lain, hyperloop. Hyperloop, spaceX, tesla, mereka sudah berbicara hal-hal yang seperti itu. Kita masih terjebak pada urusan debat, saling menjelekkan, saling menyalahkan, saling menghujat," kata Jokowi kala itu.
Pada sambutan pembukaan pameran mobil GIIAS 2018 di ICE, Banten, Jokowi menyampaikan beberapa tantangan industri otomotif di masa depan, antara lain semakin meluasnya fenomena mobil listrik.
"Ini fenomena yang dimulai dari Elon Musk dengan produk mobil listriknya Tesla, dimulai dari sana. Dulu Tesla masih merupakan barang langka, barang yang eksotis, tapi sekarang dengan semakin banyak negara mengadopsi mobil listrik, tren di seluruh dunia semakin jelas, dunia semakin beralih ke mobil listrik," kata Jokowi kala itu.
Bahkan Jokowi mengingatkan agar Indonesia berhati-hati membaca tren global terbaru soal mobil listrik.
"Pemerintah Prancis maupun Pemerintah Inggris, dua-duanya sudah mengumumkan tahun lalu, pengumumannya tahun lalu, mulai tahun 2040 mobil yang non-listrik akan dilarang untuk dijual di kedua negara ini, di Perancis dan di Inggris," seru Jokowi.
Jokowi mengatakan pemerintah China juga sudah mengumumkan akan menjadi terdepan di dunia dalam mengembangkan industri mobil listrik. Dan sekarang juga sudah menjadi pasar terbesar dunia untuk mobil listrik.
"Ini kita harus hati-hati," pesan Jokowi serius.
Jokowi kembali menyebut-nyebut soal Tesla dan baterai, bahkan kali ini di forum internasional. Jokowi sempat menjadi pembicara kunci pada forum Abu Dhabi Suistainability Week (ADSW) 2020, di Abu Dhabi National Exhibition Centre (ADNEC), Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Senin 13 Januari 2020.
Dalam forum yang mempertemukan para pemangku kebijakan dari berbagai negara, para ahli berbagai bidang industri, para inovator teknologi, serta generasi baru pemimpin dunia itu.
Presiden Jokowi menyampaikan banyak hal, di antaranya mengenai kecenderungan perubahan energi dan bagaimana Indonesia memainkan peran utamanya di masa depan dalam bidang energi.
"Sebagai produsen nikel nomor satu di dunia, Indonesia siap memasok industri baterai lithium-ion yang berkembang pesat dan semakin penting," kata Jokowi.
Menurut Jokowi peran Indonesia dalam memasok nikel kepada dunia adalah bagian dari kontribusi terhadap masa depan energi, dalam hal ini masa depan penyimpanan energi.
Ia meyakini, elektrifikasi sistem transportasi kami seperti transisi ke kendaraan listrik akan meningkatkan kebutuhan baterai lithium-ion dan nikel.
"Fasilitas baterai lithium-ion skala utilitas, seperti fasilitas Tesla di Australia Selatan sangat penting dalam transisi global menuju energi terbarukan," katanya.