Defisit & Utang RI Naik Sih, Tapi Lihat Negara Lain Dong!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 October 2020 14:08
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konfrensi Pers APBN KiTa ( Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konfrensi Pers APBN KiTa ( Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)

Untuk tahun ini defisit anggaran diperkirakan bakal menyentuh level 6,3% terhadap PDB, jauh melebar dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 2,3% PDB. Namun pelebaran defisit fiskal merupakan tema global tahun ini.

Masih banyak negara-negara lain yang defisitnya juga membengkak bahkan jauh lebih besar ketimbang Indonesia. Sebut saja Amerika Serikat (AS). Sebagai negara adidaya defisit anggaran untuk tahun ini diperkirakan mencapai 18,7% PDB. Ini menjadi defisit anggaran terparah sejak Perang Dunia II.

Pelebaran defisit anggaran juga dirasakan oleh negara-negara berkembang seperti halnya China dan India. Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Filipina juga merasakan hal yang sama untuk tahun ini.

Konsekuensi yang harus diderita dari sebuah realitas besar pasak dari pada tiang adalah utang yang membengkak. Lagi-lagi bengkaknya utang juga tidak hanya terjadi di Indonesia. Utang yang menggunung juga jadi tema besar tahun ini akibat pandemi Covid-19.

Kenaikan utang dipicu oleh kebijakan fiskal pemerintah global yang ekspansif guna menahan penurunan perekonomian lebih lanjut. Defisit dari anggaran yang ada harus ditambal dengan utang.

Selain itu era suku bunga murah melalui kebijakan moneter ultra longgar bank sentral global juga menstimulasi perekonomian dengan cara menambah utang. Ini semua terjadi di hampir setiap negara di dunia.

Rasio utang terhadap PDB berbagai negara pun kian bengkak. Proyeksi rasio utang terhadap PDB Indonesia untuk tahun ini berada di angka 38,5% atau naik 8,5 poin persentase dibanding tahun sebelumnya.

Kenaikan rasio utang Indonesia ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya yang mencapai dobel digit dan kenaikan rasio utang masih menjadi yang lebih rendah dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, Thailand, China dan India yang juga merupakan negara berkembang.

Bagaimanapun juga adanya pandemi Covid-19 memang membuat pemerintah maupun bank sentral menggunakan segala daya upaya untuk menahan perekonomian dari kejatuhan lebih lanjut dan menstimulasinya agar pulih cepat.

Artinya tema kebijakan terutama fiskal dan moneter untuk tahun ini baik bagi Indonesia maupun global adalah kebijakan whatever it takes!

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular