
Restoran, Ritel, Mal Berdarah-Darah: Nekat Ambil Jalan Pintas

Pelaku usaha di pusat belanja yang berdarah-darah tak hanya restoran tapi juga pelaku usaha ritel. Untuk bertahan, mereka ada yang memilih jualan online sampai harus mengambil langkah terakhir mem-PHK terutama karyawan kontrak.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Fernando Repi ada langkah-langkah yang membuat ritel dapat bertahan di tengah wabah Covid-19. Sektor mal dan ritel di dalamnya kena imbas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah termasuk Jakarta.
"Untuk mengatasi operasional yang kami keluarkan ada beberapa yang dilakukan khususnya mereka yang di pusat perbelanjaan. Misalnya mengurangi biaya sewa, mengurangi jam lembur, untuk di gerai," ujar Fernando Repi kepada CNBC Indonesia.
Dia mengatakan bahwa untuk non gerai akan diatur dari segi marketing dan mulai mengandalkan platform digital baik dari Facebook, Instagram dan sebagainya. Selain itu langkah pengurangan karyawan kontrak dan inisiatif pengurangan biaya lainnya seperti listrik dan kebijakan lainnya juga harus ditempuh.
Meski merugikan, hal tersebut dilakukan agar ritel tetap bisa bertahan. "Iya ini hanya untuk menyelamatkan peritel agar bisa bertahan," katanya.
Sebagai pelaku usaha yang terdampak parah pandemi, pengusaha ritel dan mal berharap vaksin Covid-19 bisa segera ditemukan dan dilakukan vaksinasi. Cara ini diharapkan bisa segera terjadi pemulihan ekonomi dan bisnis.
(hoi/hoi)