Bank Mulai Genjot Kredit, Ekonomi RI Siap Bangkit!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 October 2020 15:19
rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)

Kebijakan moneter yang akomodatif dari BI selaku bank sentral yang sudah memangkas suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 100 basis poin (bps) sepanjang tahun ini juga mulai tertransmisi ke suku bunga perbankan. 

Berdasarkan survei perbankan BI, suku bunga untuk jenis Kredit Modal Kerja (KMK) telah turun 84 bps jika dibandingkan dengan suku bunga KMK pada kuartal keempat. Untuk jenis Kredit Investasi (KI) suku bunga kredit juga turun 84 bps. Suku bunga kredit konsumsi (KK) turun lebih 75 bps di saat yang sama. 

Penurunan suku bunga kredit memang belum secepat bunga acuan, mengingat ada banyak faktor yang mempengaruhi. Lagipula ada lag time agar kebijakan moneter tersebut dapat ditransmisikan.

Jika dibandingkan dengan biaya dana atau cost of fund (CoF) penurunan suku bunga kredit terutama untuk jenis KMK dan KI cenderung lebih banyak mengingat penurunan CoF yang tercatat dari kuartal IV-2019 sampai kuartal III-20 sebesar 77 bps. 

Melihat pentingnya perbankan dalam menggenjot perekonomian melalui penyaluran kredit BI telah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) dan pemerintah telah beberapa kali melakukan penempatan dana ke perbankan agar likuiditas lembaga keuangan tersebut menjadi longgar dan bisa lebih agresif untuk memompa perekonomian.

Pada Juni lalu bank-bank pelat merah yakni BRI, Mandiri, BNI dan BTN sudah mendapatkan suntikan likuiditas sebesar Rp 30 triliun dari pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Penempatan dana ke perbankan ini merupakan salah satu bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Kemudian belum lama ini bank-bank tersebut juga dikabarkan mendapat suntikan dana lagi sebesar Rp 17,5 triliun. Sehingga total suntikan likuiditas yang diberikan mencapai Rp 47,5 triliun.

Jika melihat menggunakan kacamata industri wide, likuiditas perbankan Tanah Air sebenarnya tergolong longgar. Namun jika dicermati lebih lanjut likuiditas tiap kelas-kelas bank berbeda-beda dengan bank BUKU I yang cenderung surut dan BUKU III yang masih termasuk tinggi. 

Untuk kuartal IV ini perbankan memperkirakan pertumbuhan kredit baru akan lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Secara keseluruhan perbankan optimis pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini berada di angka 2,5% jauh melambat dibanding tahun lalu yang mencapai 6,1%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular