
Ampas Makanan dan 9 Barang Impor yang Banjiri RI di September

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor sebesar US$ 11,57 miliar pada September 2020. Impor ini naik 7,71% dibandingkan Agustus dan turun 18,88% dibandingkan September 2019.
Semua komponen impor pada September ini mengalami kontraksi dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan paling tinggi terjadi di barang konsumsi yang kontraksinya hingga 20,38%.
"Penurunan impor barang konsumsi di antaranya yang diimpor dari China, juga ada raw sugar in solid form dari Thailand dan buah longan yang diimpor dari Thailand. Itu sebabkan impor konsumsi kita tumbuh negatif," ujarnya secara virtual, Kamis (15/10/2020).
Impor bahan baku atau penolong tercatat US$ 8,32 miliar atau turun 18,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun komoditas yang mengalami penurunan adalah impor gandum dari Ukraina, raw sugar of other cane sugar dari Thailand.
Kemudian, impor barang modal tercatat US$ 2,13 miliar atau kontraksi 17,72% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan dibandingkan Agustus naik 19,01% karena ada peningkatan impor oven dari China hingga tanker dari Korea Selatan.
"Tentu kita harap, kenaikan impor bahan baku dan barang modal akan berpengaruh positif kepada geliat industri dalam negeri dan juga pengaruh ke komponen investasi/ PMTB dalam pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Berikut 10 golongan barang utama yang paling banyak diimpor selama September 2020:
1. Mesin dan peralatan mekanis US$ 1,76 miliar
2. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,68 miliar
3. Plastik dan barang dari plastik US$ 567,9 juta
4. Besi dan baja US$ 556,2 juta
5. Bahan kimia organik US$ 397,3 juta
6. Kendaraan dan bagiannya US$ 279,4 juta
7. Serealia US$ 273,9 juta
8. Perangkat optik, fotografi, sinematografi, medis US$ 250,4 juta
9. Berbagai produk kimia US$ 247,3 juta
10. Ampas/sisa industri makanan US$ 235,6 juta.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Impor RI Anjlok Tanda Industri Tak Berjalan Normal