Naik! Utang Luar Negeri RI Jadi Rp 6.101 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per akhir Agustus 2020 tercatat US$ 413,4 miliar atau sekira Rp 6.101,8 triliun dengan kurs saat ini. Naik 5,7% dibandingkan posisi periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Mengutip keterangan tertulis Bank Indonesia (BI), Kamis (15/10/2020), ULN terdiri dari pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 203 miliar dolar plus swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 210,4 miliar. Pertumbuhan ULN pada Agustus lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 4,2% yoy.
"(Peningkatan ULN) disebabkan oleh transaksi penarikan neto, baik pemerintah maupun swasta. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah," tulis keterangan BI.
Sementara ULN pemerintah saja pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar US$ 200,1 miliar atau tumbuh 3,4% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Juli 2020 sebesar 2,3% yoy. Perkembangan ini terutama didorong oleh penarikan sebagian komitmen pinjaman dari lembaga multilateral yang memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menangani pandemi Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"ULN Pemerintah dikelola secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,7% dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,5%), sektor jasa pendidikan (16,5%), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,6%)," lanjut keterangan BI.
ULN swasta juga mengalami peningkatan. Pertumbuhan ULN swasta pada Agustus 2020 tercatat 7,9% yoy, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 6,2% yoy.
Perkembangan ini dipengaruhi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan ULN lembaga keuangan (LK) masing-masing sebesar 10,3% yoy dan 0,4% yoy. Sebagian besar penarikan ULN swasta pada Agustus 2020 digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan. Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,5% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.
"Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2020 sebesar 38,5%, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,2%. Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," papar keterangan BI.
Naik Terus, Utang Luar Negeri RI Hampir Rp 6.000 T
(aji/aji)