Naik Terus, Utang Luar Negeri RI Hampir Rp 6.000 T

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 July 2020 10:47
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tercatat US$ 404,7 miliar atau sekira Rp 5.989,38 triliun dengan kurs saat ini. Naik 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"ULN Indonesia tercatat sebesar US$ 404,7 miliar pada akhir Mei 2020, terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$ 194,9 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) US$ 209,9 miliar. ULN Indonesia tersebut tumbuh 4,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2020 sebesar 2,9% (yoy)," sebut keterangan tertulis Bank Indonesia (BI), Jumat (17/7/2020).

Kenaikan ULN, lanjut keterangan BI, disebabkan oleh transaksi penarikan ULN pemerintah maupun swasta. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berkontribusi pada peningkatan ULN berdenominasi rupiah

ULN pemerintah pada akhir Mei 2020 tercatat sebesar US$ 192,1 miliar atau tumbuh 3,1% (yoy). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh arus modal masuk pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan tingginya daya tarik aset keuangan domestik.

"Pengelolaan ULN pemerintah dilakukan secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Sektor prioritas tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4% dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6%)," papar keterangan BI.

Sedangkan ULN swasta pada akhir Mei 2020 tumbuh sebesar 6,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,4% (yoy). ULN perusahaan bukan lembaga keuangan meningkat sebesar 8,9% (yoy), di tengah kontraksi ULN lembaga keuangan sebesar 0,8% (yoy). Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), dan sektor industri pengolahan.

"Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2020 sebesar 36,6%, sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,2%. Meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0% dari total ULN," tulis keterangan BI.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Naik Lagi, Utang Luar Negeri RI Jadi Rp 5.700 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular