
Prabowo Tuding Ada Kekuatan Asing di Balik Demo Omnibus Law!

Lebih lanjut, eks danjen Kopassus TNI AD itu mengingatkan kalau UU Cipta Kerja tidak melulu soal ketenagakerjaan. Total ada 11 klaster antara lain kemudahan dan perlindungan UMKM, dukungan riset dan inovasi, hingga pembentukan kawasan ekonomi khusus.
"Jadi banyak sekali yang mau dirapikan, disederhanakan, birokrasi dipangkas supaya timbul pertumbuhan. Tanpa pertumbuhan tidak mungkin ada perbaikan kehidupan ekonomi dan dengan demikian kehidupan buruh akan tambah parah," kata Prabowo.
Ia lantas menegaskan memahami kesulitan buruh. Pun Partai Gerindra yang selalu berjuang untuk buruh.
"Dan waktu omnibus law ini dibahas di DPR, Partai Gerindra juga yang paling keras membela kepentingan semua, buruh, tani, nelayan, dan sebagainya. Dan dengan sungguh-sungguh, ada buktinya, ada rekamannya semua, mungkin Fraksi Gerindra yang paling banyak ketemu dengan tokoh-tokoh buruh dan sebagainya," ujar Prabowo.
"Dan bisa dikatakan dari permintaan tuntutan buruh, 80% sudah diakomodasi di dalam omnibus law ini, UU Cipta Kerja. 80%. Ya kita tidak bisa 100%, namanya politik negara, kadang-kadang kita harus mengerti, ada kebutuhan ini, kebutuhan itu, ada keperluan iya kan? Kita butuh investasi dari mana-mana," lanjutnya.
Eks calon presiden dalam pilpres 2019 itu lantas bicara soal realita terkini dalam perekonomian internasional. Relokasi pabrik bukanlah sesuatu yang sulit.
"Pabrik-pabrik sudah diasuransi. Jadi kalau mau mogok, mau dibakar, mau diduduki, si pengusaha tinggalkan saja pabriknya. Sudah diasuransi kok, malah dia mungkin untung, pabriknya saja disuruh bakar atau disuruh apa, dia pindah, modalnya pindah, transfer pakai digital, modalnya sudah pindah, pindah ke Vietnam, pindah ke Kamboja, pindah ke Thailand, pindah ke India, pindah ke Bangladesh," kata Prabowo.
Oleh karena itu, dia kembali bisa memahami kalau ada dilema di kalangan pemimpin buruh. Terlalu kencang membela buruh pun bisa berdampak kepada kepindahan pemilik perusahaan. Hal itu tidak hanya berlaku untuk pengusaha asing, melainkan juga pengusaha Indonesia yang sudah berinvestasi di sejumlah negara seperti India, Nigeria, dan Mesir.
"Jadi dunia ini sudah semakin kecil, modal itu cepat pindah, ini yang harus disadari oleh teman-teman kawan-kawan buruh. Jangan emosional, jangan cepat marah, jangan mudah mau bikin aksi massa sehingga munculnya adalah vandalisme. Kalau nanti yang dibakar sarana umum, itu kan dibangun dengan uang rakyat, untuk kepentingan rakyat, dibakar," kata Prabowo.
![]() |
"Jadi coba anak-anak itu pikirkan saya nggak yakin ya itu dari para mahasiswa atau para pemuda. Ini pasti ada dalangnya, ini pasti anasir-anasir ini, iya kan? Ini pasti anasir yang juga dibiayai oleh asing. Nggak mungkin seorang patriot mau bakar milik rakyat. Kalau mau demo silakan, demokrasi itu boleh demo, masa bakar milik rakyat, iya kan? Jadi kalau sudah begitu, kita harus sangat-sangat waspada. Jadi ini sikap saya," lanjutnya.
Oleh karena itu, Prabowo menyarankan agar jalan konstitusi ditempuh para pihak yang masih menolak UU Cipta Kerja. Apalagi sebanyak 80% tuntutan buruh sudah diakomodasi dalam UU itu.
"Ya kan 10% lagi, 20% lagi kan masih bisa diperjuangkan, masih banyak cara, iya kan? Ada judicial review ke MK (Mahkamah Konstitusi), ada lagi negosiasi sama pengusaha-pengusaha... Itu imbauan saya kepada teman-teman. Kita mengerti ini kesulitan kita bersama," ujar eks Pangkostrad ini.
"... Cobalah kita sabar, kita atasi dulu, kita perbaiki, kita coba kalau nanti UU ini tidak bagus, kalau pelaksanaannya tidak baik, ya bawalah ke MK, sudah berkali-kali kok dalam sejarah terjadi. Jadi marilah kita berpikir dengan tenang dengan sehat dengan kekeluargaan," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengungkapkan arahannya kepada Fraksi Gerindra dalam pembahasan omnibus law UU Cipta Kerja di DPR RI. Ia mengakui Gerindra mendukung, tapi tetap ada 'saringan'.
"Tidak kita dukung begitu. Anda boleh tanya. Iya kan? Jadi banyak sekali juga kita kurang (cocok) yang terlalu liberal. Jadi memang banyak kalangan kita juga yang masih gandrung dengan liberalisme. Tiap kesulitan di atasi dengan liberal, saya agak berbeda dengan itu. Kita tidak perlu terlalu liberalistis, kita juga perlu pemerintah yang arahkan, yang driven gitu lho. Kita punya kekuatan kok, negara kita sangat kuat, tapi memang kita punya kelamahan juga. Nah ini kita tutup kelamahan baru kita nanti bangkit," kata Prabowo.
[Gambas:Video CNBC]