
Kabar Gembira! Tanda Ekonomi Bangkit dari Resesi Mulai Ada

Kelesuan industri otomotif gara-gara pembatasan sosial tidak hanya terjadi di AS, tetapi di seluruh dunia. Akibatnya, PDB dunia mengkerut, terjadi pertumbuhan negatif alias kontraksi.
Kala kontraksi terjadi dalam dua kuartal beruntun, itu namanya resesi. Inilah kondisi ekonomi dunia sekarang, terjebak di lumpur resesi.
Akan tetapi, harapan itu ada. Seiring dengan tren pelonggaran social distancing, mobilitas masyarakat mulai meningkat.
Salah satunya adalah aktivitas mengemudi. Peningkatan aktivitas mengemudi terlihat dari data Apple Mobility Trends. Data ini menggunakan 13 Januari 2020 sebagai patokan kondisi normal, saat pandemi belum merebak. Saat dunia masih indah dan baik-baik saja. Kangen masa-masa itu ya...
Oke lah, kembali ke laptop. Sejak pelonggaran social distancing dimulai pada awal Juni, aktivitas mengemudi warga AS meningkat. Bahkan kini angkanya konsisten berada di atas kondisi normal. Kondisi serupa juga terjadi di berbagai negara.
Oleh karena itu, penjualan mobil pun membaik. Marklines telah merilis data penjualan mobil di 15 negara periode September 2020.
Hasilnya cukup menggembirakan, delapan negara sudah mencatatkan pertumbuhan. Sisanya memang masih membukukan kontraksi, tetapi membaik ketimbang bulan sebelumnya.
"Penjualan pada September menunjukkan perbaikan yang signifikan di industri ini, dan mengarah ke level pra-pandemi," ujar Dan Levy, Analis Credit Suisse, seperti dikutip dari Reuters.
"Ada banyak kabar baik di industri otomotif. Penjualan Toyota di AS pada kuartal III-2020 turun 11%, tetapi pada September saja naik 16%," sebut Kelley Blue Book, situs penyedia data sektor otomotif di Negeri Adikuasa.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kontraksi di sektor otomotif adalah salah satu penyebab terjadinya resesi. Jadi kalau industri ini bangkit, maka harapan untuk keluar dari jurang resesi semakin terbuka.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)