
Ini Alasan Kenapa RI Gencar Pengembangan Kendaraan Listrik

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong penggunaan mobil listrik untuk menggantikan mobil berbasis bahan bakar fosil, bahkan pemerintah pun kian gencar mendekati sejumlah perusahaan asing untuk berinvestasi membangun pabrik mobil listrik di Tanah Air.
Plt Deputi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Ayodhia Kalake menjelaskan, ada dua hal penting yang menjadi alasan didorongnya penggunaan dan pembangunan pabrik kendaraan listrik di Indonesia yaitu tingginya subsidi untuk bahan bakar berbasis fosil dan adanya dampak negatif ke lingkungan dari bahan bakar minyak (BBM).
Ayodhia menyebut pengembangan mobil listrik merupakan amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Menurutnya, ini merupakan bentuk dari perhatian pemerintah terhadap pentingnya transportasi berkelanjutan di masa mendatang.
"Dengan program ini (kendaraan listrik), diharapkan bisa menjawab isu ekonomi karena tingginya subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan juga dampak negatif ke lingkungan. Concern pemerintah yaitu bagaimana agar kita bisa mengembangkan transportasi yang berkelanjutan. Kendaraan listrik berbasis baterai ini salah salah satu jawaban kedua isu tersebut," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (05/10/2020).
Dia mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salah satu perguruan tinggi, pengembangan dari infrastruktur jalan bisa mendorong tumbuhnya produk domestik bruto. Menurutnya stok jalan sebesar 1% bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,8%. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen dalam membangun infrastruktur transportasi.
Lebih lanjut dia menuturkan bahwa pemerintah sangat berkomitmen mengembangkan mobil listrik dengan memberikan dukungan seperti insentif. Pemerintah sudah memproyeksikan agar kendaraan listrik ini bisa menjadi salah satu pilihan utama, sehingga secara bertahap akan berlangsung konversi dari bahan bakar berbasis fosil ke kendaraan listrik.
Beberapa pemerintah daerah menurutnya juga sudah memberikan dukungan, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.
Selain itu, imbuhnya, pemerintah juga mendorong pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk memudahkan masyarakat dalam mengisi daya.
"Ada investor asing bangun industrinya di Bekasi dan pemerintah sudah proyeksikan bagaimana kendaraan listrik ini menjadi salah satu pilihan utama. Salah satu rencana pemerintah yaitu akan ada ketentuan bertahap kendaraan dinas yang fossil-fuel kepada kendaraan listrik berbasis baterai," jelasnya.
Dia mengungkapkan, penjualan mobil di Indonesia pada 2019 mencapai 1,03 juta unit dengan total investasi Rp 92,87 miliar. Besarnya penjualan mobil di negara ini menurutnya menjadi sebuah pasar besar untuk calon investor bisa mengembangkan pabrik kendaraan listrik.
"Ini market besar. Ini lah sebabnya salah satu merek mobil yang lama di Indonesia berkomitmen untuk bangun pabrik mobil listrik berbasis baterai. Jadi, kalau dari segi pangsa pasar, ini sangat menjanjikan," paparnya.
Bank Indonesia (BI) telah melakukan penyempurnaan ketentuan uang muka bagi pemberian Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor (KKB/PKB) untuk pembelian kendaraan bermotor berwawasan lingkungan menjadi 0%. Kebijakan ini menurutnya menjadi salah satu realisasi dukungan pemerintah.
Dukungan itu menurutnya tidak hanya berasal dari BI saja, namun juga dari kementerian lain seperti Kementerian Perindustrian untuk spesifikasi khusus, roadmap, dan lain-lain. Lalu Kementerian Keuangan untuk insentif fiskal khusus bagi kendaraan listrik berbasis baterai. Kemudian Kementerian Perhubungan dan Kementerian Dalam Negeri.
"Kita semua bersama-sama berkomitmen untuk bisa realisasikan kendaraan listrik tidak dalam waktu yang lama," tegasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenko Marves: Kendaraan Dinas 3 Daerah Bakal Diganti KLBB
