Wow! 1 PLTU Bisa Melistriki 2 Juta Mobil Listrik!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 November 2020 20:05
A truck loaded with Tesla cars departs the Tesla plant Tuesday, May 12, 2020, in Fremont, Calif. Tesla CEO Elon Musk has emerged as a champion of defying stay-home orders intended to stop the coronavirus from spreading, picking up support as well as critics on social media. Among supporters was President Donald Trump, who on Tuesday tweeted that Tesla's San Francisco Bay Area factory should be allowed to open despite health department orders to stay closed except for basic operations. (AP Photo/Ben Margot)
Foto: Pabrik Tesla (AP/Ben Margot)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong transisi energi ke energi baru terbarukan termasuk di sektor transportasi melalui mobil listrik. Jika masyarakat mulai beralih dari penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) menjadi berbasis listrik, maka artinya PT PLN (Persero) selaku operator kelistrikan nasional harus bersiap untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik untuk kendaraan tersebut.

Lalu, berapakah daya yang dibutuhkan untuk menjadi bahan bakar mobil listrik?

Direktur Mega Project PLN Muhammad Ikhsan Asaad mengatakan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PLN, kebutuhan daya untuk dua juta mobil listrik bisa mencapai 1.000 mega watt (MW), atau setara dengan satu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) skala besar.

"Kalau kami lihat peluang bagi PLN, berdasarkan hitung-hitungan kami, 2 juta mobil kira-kira kebutuhan listriknya sama dengan satu PLTU besar 1.000 MW," ungkapnya dalam diskusi daring bertema 'Energy Landscape After Pandemic: Renewable Win' pada Kamis (05/11/2020).

Sebagai mantan General Manager PLN UID Jakarta Raya, menurutnya dia sudah mempelopori dengan mengajak masyarakat beralih ke kendaraan listrik. Dia menyiapkan 20 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk memudahkan masyarakat mengisi bahan bakar kendaraan.

Seperti diketahui, tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal bersatu untuk membentuk Holding PT Indonesia Battery. Holding ini ditujukan untuk pengelolaan industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) di Indonesia secara terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

Ketiga BUMN tersebut yaitu Holding BUMN Pertambangan yakni MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum, Holding BUMN Migas PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). MIND ID juga akan melibatkan anak usaha di bawah naungan holding yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam Holding Indonesia Battery ini.

"Kami lagi ada inisiatif dengan Pertamina dan MIND ID masuk ke industri baterai. Kita banyak nickel ore, kita ingin pabrik baterai ada di Indonesia," tegasnya.

Sejumlah perusahaan baterai kelas dunia dikabarkan telah menyatakan minat untuk berinvestasi pabrik baterai lithium di Indonesia, seperti Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan untuk membangun pabrik baterai, maka dibutuhkan nikel yang merupakan komponen utama dari baterai lithium. Oleh karena itu, sumber daya nikel sangat penting di dalam pengembangan proyek baterai ini.

"Nikel ini menentukan energy density di dalam lithium battery. Semakin tinggi energy density, maka semakin jauh mobil ini bisa berjalan sebelum dia di-charge kembali," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Selasa (27/10/2020).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Daftar Mobil-Motor yang Bisa Dibeli dengan DP 0%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular