Resesi Kacau! Harga Pangan Turun, Uang Kuliah Malah Nge-gas

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 October 2020 09:32
BERAPA YANG HARUS DIBAYAR UNTUK MENJADI PINTAR ? (COVER)
Foto: Infografis, Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah resesi ekonomi menghantui Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada September 2020, terjadi deflasi 0,05% disebabkan karena turunnya harga sejumlah bahan pangan. Namun, inflasi juga terjadi, terutama disumbang karena adanya kenaikan uang kuliah di sejumlah daerah di Indonesia.

Berdasarkan data BPS, inflasi yang berasal dari kelompok pendididikan mengalami inflasi 0,62%, yang memberikan andil kepada inflasi September 0,03%. Hal tersebut terutama karena adanya kenaikan uang kuliah atau akademi perguruan tinggi di 19 kota Indeks Harga Konsumen (IHK).

Direktur Statistik Harga BPS, Nurul Hasanudin menjelaskan, uang kuliah yang memicu terjadinya inflasi di sektor pendidikan karena adanya kenaikan biaya kuliah pada September, baik secara bulanan (month to month), bahkan tahunan (year on year).

"[Kenaikan uang kuliah] secara bulanan atau month on month naik 1,66%. secara tahunan atau year on year naik 2,22%. Adapun secara year to date naik 2,04%," jelas Nurul kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (5/10/2020).

Adapun 19 Kota yang mengalami kenaikan uang kuliah di antaranya Banda Aceh, Lhokseumawe, Bukit Tinggi, Tembilahan, Bengkulu, Pangkal Pinang, Batam, Tanjung Pinang, DKI Jakarta, Bogor, Tasikmalaya, Semarang, Jember, Sumenep, Surabaya, Mataram, Palu, Bulukumba, dan Sorong.

"Inflasi tertinggi tiga di antaranya ada di Tanjung Pinang 10,26%, Tasikmalaya 6,98%, Tembilan 5,79%," kata Nurul melanjutkan.

Seperti diketahui, Kepala BPS Suhariyanto mengumumkan terjadi deflasi 0,05% pada September 2020 di Indonesia. Deflasi September 2020 didorong oleh sektor makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi 0,37%.

Dalam kelompok ini, harga daging ayam ras, harga telur ayam ras, mengalami penurunan harga dan menyumbangkan deflasi 0,04% selama September 2020.

Harga daging ayam ras, menurut catatan BPS, turun di 67 kota hingga 24% penurunannya. Sementara harga telur ayam ras turun harganya pada 79 kota, penurunannya hingga 26%.

Kemudian harga bawang merah, tomat, hingga cabai rawit disebut Suhariyanto mengalami penurunan harga dan memberi andil kepada deflasi 0,01%-0,02%.

Pada sektor makanan dan minuman, pada September 2020, kenaikan harga terjadi pada minyak goreng dan bawang putih.

Selain makanan-minuman, deflasi juga terjadi pada sektor transportasi sebesar 0,33% di September 2020. Ini terjadi karena turunnya harga tiket pesawat.

Suhariyanto menuturkan, harga tiket pesawat turun di 40 kota. Penurunan terbesar di Tanjung Pinang sebesar 39% dan Pangkal Pinang sebesar 18%.

Penurunan harga yang terjadi di sektor makanan-minuman hingga transportasi ini terjadi karena permintaan yang rendah. Daya beli masyarakat yang belum pulih karena ekonomi yang lesu akibat pandemi, menyebabkan harga-harga turun.


(roy/roy) Next Article Ini Penyebab Deflasi 0,16% Pada Juni 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular