
Changi, Bandara Terbaik Dunia Berdarah-Darah Gegara Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Bandara Changi Singapura merasakan dampak signifikan akibat pandemi Covid-19. Operasional bandara banyak terganggu akibat penurunan lalu lintas udara selama pandemi covid-19.
Lalu lintas penumpang ke Changi merosot tajam untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, bahkan turun ke level terendah dalam sejarahnya. Untuk mengantisipasi krisis berkepanjangan yang tidak diketahui kapan berhenti, Changi menghentikan operasi di dua terminal untuk menghemat biaya operasional.
"Pertempuran dengan Covid-19 baru saja dimulai," kata operator Changi dalam laporan tahunannya dikutip dari Bloomberg, Sabtu (3/10).
"Masa depan memang tampak menakutkan dengan situasi yang tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan," tulis manajemen Changi.
Kekhawatiran itu wajar karena Bandara Changi baru saja menanamkan investasi yang tidak sedikit. Pada tahun 2019 lalu, Bandara yang dinobatkan Skytrax sebagai bandara terbaik dunia selama delapan tahun berturut-turut membuka Jewel.
![]() A view of Changi Airport's Project Jewel under contstruction in Singapore, April 3, 2018. Picture taken April 3, 2018. REUTERS/Edgar Su |
Jewel merupakan kompleks perbelanjaan dan hiburan dengan pertokoan dan atraksi seluas 1,5 juta kaki persegi termasuk hutan hujan buatan, labirin pagar, dan air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.
Laporan tahun fiskal sampai Maret 2020 sudah menunjukkan bagaimana gambaran suramnya dampak pandemi bagi bandara ini. Laba perusahaan anjlok 36% menjadi ($ 319 juta) karena anjloknya penerbangan internasional. Selam ini Singapura memang mengandalkan penerbangan internasional yang perannya sebagai hub penerbangan di kawasan.
Untuk menghemat uang, perusahaan telah menerapkan pemotongan gaji sebanyak 30% untuk manajemen dan staf, dan merekomendasikan tidak ada pembayaran dividen untuk tahun ini.
Changi hanya satu dari sekian bisnis penerbangan termasuk bandara dan maskapai yang berdarah-darah karena covid-19. Asosiasi Transportasi Udara Internasional, ada 25 juta pekerja di bidang penerbangan kena dampak covid-19. Hal ini terjadi saat sepertiga dari 26.000 pesawat jet penumpang di dunia harus masuk kandang karena tak ada penumpang.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kiamat' Kursi Pesawat Nyata, Maskapai Siapkan Skenario Ini