
Gegara Covid, Perluasan Bandara Solo Hingga Surabaya Ditunda

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Angkasa Pura I (Persero) merevisi rencana investasi, termasuk proyek pengembangan bandara. Terdapat 5 bandara yang ditunda pengerjaannya di tahun 2020 ini antara lain Bandara Solo dan Surabaya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi, menjelaskan bahwa sebelum adanya pandemi Covid-19, pihaknya merencanakan pengembangan 10 bandara untuk ditingkatkan kapasitasnya. Bandara-bandara tersebut sebelumnya sudah mengalami lack of capacity.
"Tahun 2019 tiga bandara selesai ditingkatkan kapasitasnya Jogja, Banjarmasin, dan juga Semarang. Sebenarnya di 2020 kami akan mulai menyelesaikan sisa 7 lagi, tapi memang karena ada pandemi kami reschedule untuk memastikan kemampuan finansial bisa kita jaga dengan baik," ujarnya dalam bincang virtual, Kamis (1/10/20).
Adapun 7 bandara yang dimaksud adalah Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Juanda Surabaya, Bandara El Tari Kupang, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Dari 7 bandara itu, hanya 2 bandara yang tetap diprioritaskan, artinya 5 bandara sisanya ditunda perluasannya.
"Dari 7 bandara yang prioritas adalah Lombok karena ini terkait dengan persiapan motoGP. Kami berharap masih bisa menyelesaikan dan yang kedua Manado. Sementara proyek lainnya rescheduling, yang harus selesai 2020 harus jadi 2021," katanya.
Direktur Keuangan PT Angkasa Pura I Andi S. Bratamihardja menambahkan bahwa pandemi Covid-19 memang berdampak pada rencana investasi perseroan.
"Memang karena dampak pandemi ini menjadwal ulang sebetulnya. Yang sudah dicanangkan, itu ditelaah lagi mana yang wajib diselesaikan dan mana yang ditunda dan bahkan di-review, cancel atau hold dulu," ujarnya.
Secara keseluruhan, awalnya dalam RKAP 2020 pihaknya menetapkan investasi sebesar Rp 10,4 triliun. Namun, dari angka itu akhirnya direvisi hanya akan terealisasi sebesar Rp 6 triliun.
"Jadi ada yang program yang ditunda pindah tahun depan sekitar Rp 4 triliun, ada yang lain dikaji ulang di resizing, dan dicari mana yang perlu dan belum perlu," ucapnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setengah Juta Lebih Kendaraan Tinggalkan DKI, Menuju Bandara!