
Ngarep Pajak 0%, Ada Fenomena Konsumen Ogah Beli Mobil Bekas

Jakarta, CNBC Indonesia - Usulan pajak 0% bagi pembelian mobil baru tak hanya berdampak pada konsumen menahan pembelian mobil baru yang berdampak sepinya dealer. Namun, wacana ini juga berdampak pada penjualan mobil bekas yang kian terancam karena konsumen enggan membeli mobil bekas.
CEOOLX Autos Indonesia Johnny Widodo mengakui potensi ancaman tersebut bisa terus terjadi. Bahkan dari survey yang dilakukan, masyarakat lebih memilih untuk menunggu diberikannya relaksasi pajak demi membeli mobil baru dibanding membeli mobil bekas saat ini.
"Saya kira pengaruh pasti ada. Kita ada survei, beberapa orang yang mau beli mobil dari tiga bulan lalu sampai sekarang (belum beli), mereka melihat bahwa budgetnya kurang. Kalau tadinya mau beli harga sekian, sekarang lebih dari 40% (lebih murah) yang kita survey income menurun dalam beberapa bulan terakhir. Jadi orang tadinya mungkin dananya cukup beli mobil bekas sekarang melirik mobil baru," kata Johnny kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/9).
Meski menjadi ancaman dalam waktu dekat, namun aa melihat sisi positifnya karena mobil baru yang dibeli saat ini oleh masyarakat lambat laun bakal menjadi mobil bekas. Sayangnya, untuk membeli mobil bekas untuk dijual kembali saat ini pun tidak mudah.
"Diler untuk mendapatkan mobil, orang yang mau jual mobil ekspektasinya tinggi. Dia juga jualnya agak tinggi harganya. Nggak gampang untuk bisa melepas mobilnya," sebut Johnny.
Kalaupun mobil yang hendak dibeli dealer dilepas oleh pemiliknya, dealer akan langsung membeli. Pasalnya, cashflow pengusaha mobil bekas pun sedang tidak begitu baik. Mobilnya banyak tertahan akibat penjualan yang melesu.
"Pembeli wait and see karena ada wacana (relaksasi pajak 0%) dan ada kebijakan ketat dari financial," kata Johnny.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamenkeu Suahasil: Kebijakan Keringanan Pajak Tak Optimal