
Laut China Selatan Panas, China Latihan Militer Besar-besaran

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di Laut China Selatan (LCS) kembali bergejolak. Pasalnya China kembali melakukan latihan militer di Kepulauan Paracel, yang disengketakan dengan Taiwan dan Vietnam, sejak Senin (28/9/2020).
Hal tersebut merupakan kali ke-3 latihan digelar. Sebelumnya China melakukan latihan bulan lalu dan meluncurkan serangan tembak dari rudal tercanggihnya, untuk mewarning AS yang masuk ke zona latihannya beberapa hari sebelumnya.
Latihan pada Juli juga membuat Vietnam berang. China dianggap melakukan pelanggaran kedaulatan.
Media Hong Kong, Sout China Morning Post (SCMP) menulis, pemberitahuan sudah diumumkan Badan Keselamatan Maritim China sejak Sabtu (26/9/2020). Di mana ada larangan mendekat bagi kapal mulai pukul 7 pagi hingga 15.00.
![]() Cover Fokus, kecil, thumbnail, luar, tambang, Laut China Selatan |
Hal ini membuat AS kembali bersuara. melalui Kementerian Luar Negeri, AS mengatakan China melakukan militerisasi yang provokatif di pos-pos sengketa di perairan itu dan melanggar janji.
"Lima tahun lalu, Sekretaris Jenderal (Presiden China) Xi Jinping mengatakan China tidak berniat untuk mengejar militerisasi," tulis pernyataan mengungkit janji China.
Meski begitu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan hal tersebut adalah hak China karena berada di wilayahnya. Bahkan, kata dia, sah secara hukum internasional.
"Ini masuk akal, masuk akal dan legal, dan tidak ada hubungannya dengan militerisasi. Ini pada dasarnya sama dengan negara mana pun yang membangun infrastruktur pertahanan di wilayah mereka sendiri," katanya.
Sepekan ini hingga Oktober, tulis Reuters, China memang mengadakan latihan militer besar-besaran di empat wilayah laut. Yakni dua latihan militer di LCS, satu latihan di Laut China Timur, dua latihan di Laut Kuning, dan satu latihan di jalur air teluk Laut Bohai.
Latihan yang dilakukan juga akan menampilkan latihan tembakan langsung. Kapal induk tercanggih China, Liaoning dan Shandong juga terjun langsung.
Collin Koh, peneliti dari Nanyang Technological University Singapura, mengatakan bahwa latihan China bertujuan untuk mendemonstrasikan persiapan pertempuran baik di domestik dan eksternal.
"Tindakan itu terutama ditujukan pada serentetan aktivitas militer AS dan sekutu baru-baru ini di daerah itu," kata Koh pada SCMP.
"Secara operasional, ini untuk menunjukkan kemampuan PLA untuk melakukan mobilisasi besar pasukan untuk pelatihan di beberapa wilayah laut, yang juga menyoroti bahwa PLA tidak terpengaruh oleh pandemi dengan cara apa pun."
China dengan konsep sembilan garis putus-putus mengklaim 80% wilayah LCS. Pertengahan September lalu, kapal penjaga pantai China, masuk ke Natuna Utara dengan klaim yang sama.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! China Tembak-tembakan di Laut China Selatan, Ada Apa?
