
Armenia & Azerbaijan Perang, Erdogan Dilarang Ikut Campur

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, meminta komunitas internasional untuk memastikan Turki tidak melibatkan diri dalam konflik Armenia dengan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh yang belum lama terjadi.
Turki, yang merupakan sekutu Azeri (Azerbaijan), sebelumnya mengecam tajam Armenia setelah bentrokan antara pasukan Armenia dan Azeri meletus pada Minggu (27/9/2020) pagi. Ankara mengatakan Yerevan adalah penghalang perdamaian dan bersumpah untuk terus mendukung Baku.
Pashinyan mengatakan perilaku Turki dapat menimbulkan konsekuensi yang merusak bagi wilayah Kaukasus Selatan dan sekitarnya.
Perang senjata kembali terjadi antara tentara Armenia dan Azerbaijan, dan menimbulkan korban jiwa. Dilaporkan sedikitnya 16 anggota militer dan beberapa warga sipil tewas akibat baku tembak yang terjadi.
Dikutip Reuters, Kelompok Nagorno-Karabakh yang didukung Armenia mengatakan 16 prajuritnya telah tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka setelah Azerbaijan melancarkan serangan udara dan artileri. Pihak Armenia pun mengumumkan darurat militer dan memobilisasi penduduk laki-laki.
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan dalam pernyataan jika komando militer Azerbaijan sempat mengusulkan kepada komando garnisun Armenia, yang terletak di pemukiman Agdere, untuk meletakkan senjata dan menyerah. Angkatan bersenjata Nagorno-Karabakh menggambarkan pernyataan itu sebagai disinformasi.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya prihatin tentang dampak kemanusiaan dari eskalasi konflik dan meminta pihak "untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa kehidupan sipil dan infrastruktur dihormati dan dilindungi".
Bentrokan kali ini merupakan yang terburuk sejak 2016. Kedua negara bekas uni Soviet itu telah berperang sejak tahun 1990an. Perang pecah di wilayah Nagorno-Karabakh, yakni area yang berada di dalam Azerbaijan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengapa Armenia-Azerbaijan Perang?
