
Ini Orang yang Bertanggung Jawab Buat Covid-19 di RI Menggila

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah Covid-19 di Tanah Air tak kunjung usai. Boro-boro melambat, yang ada kenaikan kasus justru bertambah dengan laju yang kencang setiap harinya. Ini yang membuat Indonesia mendapat sentimen negatif dari publik global sehingga 59 negara melarang WNI masuk ke negaranya.
Kemarin pertambahan kasus baru Covid-19 rekor lagi. Dalam sehari kasus infeksi Covid-19 bertambah sebanyak 4.465. Ini merupakan kenaikan tertinggi yang pernah tercatat sejak wabah merebak di dalam negeri. Hal ini membuat kurva epidemiologi RI masih melengkung ke atas.
Pekan ini rata-rata pertambahan kasus infeksi Covid-19 bertambah 4.056 per harinya atau meningkat 11% dari pekan sebelumnya yang hanya 3.664/hari. Itu pun sudah melonjak dari pekan pertama bulan ini yang mencapai 3.242 kasus per hari.
Kemarin jumlah penderita Covid-19 yang tercatat sembuh mencapai 3.660 orang menjadi 187.958 orang, sementara yang meninggal dunia bertambah 140 orang menjadi 9.977 orang.
Namun yang mengerikannya lagi adalah jumlah orang dalam pengawasan juga terus bertambah. Terakhir, Kementerian Kesehatan RI melaporkan ada 1,77 juta orang yang berada dalam pengawasan medis.
Pertambahan kasus ini harus benar-benar diantisipasi oleh berbagai pihak. Pasalnya jika kasus baru terus bertambah, tetapi yang sembuh lebih sedikit dari angka pertambahan kasus sementara banyak yang diminta untuk dirawat di rumah sakit, hal ini akan menyebabkan kapasitas rumah sakit penuh.
Tower 5 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta yang disiapkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sejak Jumat (11/09/2020) lalu untuk pasien isolasi mandiri, kini sudah terisi 1.442 pasien atau 91,84% dari total kapasitas 1.570 tempat tidur.
Sementara itu di RS Darurat Covid-19, yang letaknya bersebelahan dengan Flat Isolasi Mandiri, masih tersedia 582 tempat tidur.
Adapun rinciannya adalah 311 tempat tidur di Tower 6 dan 271 tempat tidur di Tower 7. Tingkat hunian di RS Darurat Covid-19 sudah mencapai hampir 80% pada hari ini dari total 2.878 kapasitas tempat tidur yang tersedia di sana.
Kenaikan kasus infeksi Covid-19 yang terjadi terus menerus ini disebabkan oleh banyak faktor. Pertama tentu dari kenaikan jumlah tes yang dilakukan, meski total pengujian yang dilakukan di Indonesia masih tergolong sedikit.
Kemudian alasan lainnya adalah terjadinya peningkatan penularan antar orang seiring dengan peningkatan mobilitas publik di masa-masa penerapan PSBB transisi terutama di ibu kota bulan Juni lalu.
DKI Jakarta masih menjadi penyumbang kasus tertinggi secara nasional dengan kontribusi mencapai 25% dari total kasus nasional. Namun mirisnya banyak pihak yang masih tidak menyadari bahwa situasi pandemi adalah kondisi yang genting.
Aturan penegakan protokol kesehatan masih saja sering tak diindahkan. Bahkan POLRI dan aparat gabungan sampai harus turun tangan untuk menindak tegas oknum yang tidak patuh.
Operasi Yustisi dalam rangka pendisiplinan masyarakat terkait Protokol Kesehatan Covid-19 sudah berlangsung sembilan hari. Hingga 22 September ada 55.778 pelanggar yang ditindak karena melanggar Protokol Kesehatan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyatakan sebanyak 26.272 pelanggar diberi teguran tertulis dan 1.471 lainnya diberi teguran lisan. Padahal apabila banyak orang mematuhi aturan tersebut dengan menggunakan masker yang sesuai dan menjaga jarak aman di ruang publik, angka penularan seharusnya bisa ditekan.
Para pelanggar ini lah yang sebenarnya sangat berbahaya karena bisa dengan mudah tertular maupun menularkan karena tidak ada perisai dirinya. Inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan Covid-19 menggila.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kebijakan Utama Jadi Kunci (NEXT)
