Menteri ESDM: Penjualan Listrik Semester I Turun 6,33%

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 September 2020 16:42
Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)
Foto: Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penjualan listrik pada semester I 2020 turun sebesar 6,33% sebagai dampak dari terjadinya pandemi Covid-19 yang menurunkan aktivitas perekonomian warga.

Dari sisi wilayah, konsumsi listrik yang anjlok cukup tajam yaitu Bali mencapai minus 32,87%, lalu Banten minus 12,82%, Jawa Barat minus 10,57%, Jawa Tengah 6,28%, Sumatera Barat minus 7,12%, Sulawesi Selatan dan Tenggara minus 7,68%, dan DKI Jakarta minus 5,62%.

Dia mengatakan, sebagai upaya membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19, Kementerian ESDM melalui Ditjen Ketenagalistrikan telah menugaskan PT PLN (Persero) untuk memberikan diskon tarif bagi pelanggan rumah tangga (RT), bisnis, dan industri. Diskon ini menjadi bagian dari stimulus ekonomi yang diberikan.

"Bantuan ini bersifat sementara," ungkapnya dalam sebuah diskusi daring pada Rabu (23/09/2020).

Keringanan tarif listrik diberikan pemerintah itu antara lain untuk pelanggan rumah tangga (R1) berdaya 450 VA gratis dari April-Desember 2020 untuk 24,16 juta pelanggan, kemudian diskon 50% untuk pelanggan rumah tangga berdaya 900 VA April-Desember 7,72 juta pelanggan, pelanggan listrik golongan bisnis kecil (B1) berdaya 450 VA 500,1 ribu pelanggan dan industri kecil (I1) 450 VA dengan total 433 pelanggan diberikan diskon 100% dari Mei-Desember 2020.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan anjloknya penjualan listrik menyebabkan PLN kehilangan pendapatan Rp 3 triliun per bulan. Dia menuturkan pendapatan dari penjualan listrik pada 2019 sebelum adanya pandemi Covid-19 mencapai sekitar Rp 25 triliun per bulan. Namun saat terjadinya pandemi ini, pendapatan PLN hanya sebesar Rp 22 triliun per bulan.

"Tahun lalu revenue (pendapatan) listrik per bulan sekitar Rp 25 triliun, tapi dengan Covid-19 ini, penjualan listrik hanya Rp 22 triliun. Jadi, terjadi penurunan penerimaan dari penjualan listrik per bulan Rp 3 triliun akibat Covid-19 ini," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Selasa (25/8/2020). 


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalau Pandemi Berlanjut, Diskon Tagihan Listrik Diperpanjang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular