24.000 Tertular, Rumah Sakit Jadi Klaster Covid-19 Terbesar

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 September 2020 16:56
Petugas saat memakamkan pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Senin (7/9/2020). Petugas pemakaman mengatakan terjadi lonjakan jenazah yang terjadi dalam satu bulan lebih terakhir dengan memakamkan lebih 30 jenazah dalam satu hari. "Untuk sampai malam ini kita  32 memakamkan jenazah Covid-19" kata tukang kubur TPU Pondok Ranggon. Cuaca terik menyelimuti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon mentari tepat berada di atas kepala. Namun, itu tidak menggoyahkan para penggali gali kubur di TPU untuk bertugas. Alhasil, tidak seperti tukang gali kubur yang pada umumnya harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat prosesi memakamkan jenazah Covid-19. Kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta terus menembus rekor baru, di tengah kekhawatiran rumah sakit semakin penuh terisi pasien penyakit menular ini.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 1.046 pasien baru Covid-19 di Jakarta pada Senin (7/9/2020), sehingga totalnya menjadi 47.379 orang. Sementara itu, jumlah kasus aktif Covid-19 di ibu kota mencapai 10.629 orang pada hari ini, dan merupakan posisi yang tertinggi selama ini. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pemakamkan pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Senin (7/9/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah menyatakan bahwa Rumah Sakit menjadi klaster penularan virus corona (Covid-19) terbesar hingga saat ini. Selanjutnya klaster penularan Covid-19 terbesar berikutnya berada di komunitas dan perkantoran.

"Klaster yang sumbangkan angka kasus terbanyak dari rumah sakit, komunitas dan perkantoran. Di Rumah Sakit totalnya ada 24 ribu pasien, komunitas 15.133 pasien, dan perkantoran ada 3.194 karyawan," ujarnya Juru Bicara sekaligus Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan perkembangan terkini penanganan Covid-19 dari Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/9/2020).

"Banyaknya ditemukan kasus perkantoran serta pejabat negara ini menjadi bukti bahwa penerapan protokol kesehatan masih lengah. Sudah seharusnya kita evaluasi agar ini tidak terjadi," lanjutnya.

Menurut Wiku, keterbukaan itu harus diapresiasi. Setelah itu harus diikuti dengan tracing yang baik agar pendeteksian penularan dari satu orang ke orang lain mampu berjalan optimal.

"Ini sudah dilakukan instansi pemerintahan dengan menghentikan aktivitas sementara di kantor kementerian maupun pemprov," kata Wiku.

"Jadi untuk itu kami mohon agar pihak swasata dan pabrik lakukan hal sama seperti kementerian dan provinsi dengan tracing dan pelaporan klaster dan jangan merasa malu bila ada yang positif. Karena orang positi ini perlu kita lindungi rawat dan sehat kembali," lanjutnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Positif Corona Meningkat, Okupansi Rumah Sakit 66%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular