
PR Besar, Sektor Industri Ini Pakai 90% Bahan Baku Impor

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu sektor dengan penyerapan terbesar di industri pengolahan adalah industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT). Sayangnya, jumlah impor bahan baku ini sangat besar, yakni mencapai 90%. Jika itu bisa dikurangi, bukan mustahil penyerapan tenaga kerjanya makin tinggi.
"Jumlah tenaga kerja di sektor IKFT sebanyak 6,96 juta orang dari total tenaga kerja industri pengolahan yang mencapai 18,46 juta orang," kata Direktur Jenderal IKFT Kemenperin Muhammad Khayam dalam keterangan resmi, Jumat (18/9).
Pada tahun 2020, Kemenperin menargetkan kinerja ekspor sektor IKFT bisa menembus USD34,14 miliar, dengan realisasi investasi sebesar Rp84,65 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 7,37 juta orang.
Upaya penyerapan tenaga kerja harus terus dilakukan, apalagi di masa pandemi ini.
Sekretaris Direktorat Jenderal IKFT Kemenperin, Sri Hastuti Nawaningsih mengklaim pemerintah tetap berupaya untuk melakukan penguatan industri dalam negeri. Berbagai kebijakan yang akan dilakukan, antara lain Kemenperin berupaya menurunkan impor 35 persen sampai tahun 2020.
"Upaya tersebut di antaranya melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Kemudian, penguatan supply chain dengan pemberian insentif Kemudahan Lokal Tujuan Ekspor (KLTE) dan Kemudahan Lokal Tujuan Lokal (KLTL)," sebut Tuti.
Selanjutnya, mendukung percepatan revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77 tahun 2019 tentang Ketentuan Impor TPT dan revisi Permendag No 18 tahun 2019 tentang Registrasi Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L). Berikutnya, mendukung revisi regulasi Peraturan Menteri Pertanian untuk karantina bahan atau produk kulit, kapas antar wilayah.
"Kami juga mendorong peningkatan masuknya Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) atau fitofarmaka pada kebijakan di Kementerian Kesehatan, serta implementasi Permenperin No 16 tahun 2010 terkait TKDN produk farmasi dalam pengadan obat JKN di Kemenkes," tandasnya.
Jika tidak ada langkah serius, bukan tidak mungkin yang terjadi justru sebaliknya. Penggunaan bahan baku dalam negeri tidak bisa dimaksimalkan sepenuhnya.
Apalagi, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut Indonesia sempat mengalami kesulitan ketika masa pandemi.
"Ini sebuah challenge yang luar biasa, karena sejauh ini hampir 90 persen bahan baku industri untuk farmasi, baik obat-obatan dan vitamin itu masih impor. Sekarang ada kesulitan, India misalnya yang lockdown sehingga pengiriman bahan baku tidak semudah sebelum adanya lockdown," sebutnya dalam Virtual Video Interview dengan CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 60% Industri Lumpuh karena Corona, Bagaimana Memulihkannya?