Celaka! Eropa & AS Mulai Meriang, Industri RI Kena Serang

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
25 July 2022 15:05
Pembeli memilih kain di salah satu toko tekstil di Pasar Baru, Jakarta, Selasa (6/4/2021). Pemerintah didesak untuk segera memberlakukan penerapan safequard atau perlindungan karena makin markanya produksi tekstil impor di Indonesia. Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Rizal Tanzil Rakhman menyebutkan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sektor kain atau garmen saat ini tengah menghadapi gempuran impor kain yang mencapai 46 persen. Pantauan CNBC Indonesia kain didatangkan langsung dari Tiongkok, India dan Italia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Garmen (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat kian tinggi. Inflasi di Inggris sudah menyentuh rekor 9,4% di Juni 2022, begitu juga di AS yang mencapai 9,1%. Ternyata dampaknya sudah mulai terasa ke Indonesia, utamanya di sektor manufaktur.

Dari industri sepatu, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengungkapkan bahwa sudah mulai ada perlambatan permintaan dari negara yang biasa memesan sepatu ke Indonesia.

"Untuk penurunan ekspor sudah ada tapi belum ada angka yang bisa kita publish. Walau kalau secara akumulasi tahun ke tahun data ekspor masih tumbuh positif," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (25/7/22).

Sebagai catatan, Indonesia merupakan produsen dari sejumlah brand sepatu kenamaan dunia, mulai dari Adidas, Nike hingga Puma. Perusahaan multinasional tersebut memercayakan produksinya ke sejumlah pabrik di Indonesia, mulai dari Tangerang, Banten hingga Brebes, Jateng.

Saat ini, permintaan dari perusahaan Eropa tersebut mulai menurun seiring menurunnya daya beli masyarakat di sana. Firman mengungkapkan bahwa kondisi geopolitik seperti perang antara Rusia-Ukraina juga sangat berpengaruh.

"Tapi dampak perang sudah mulai terasa. Kalau terjadi penurunan ekspor, kita harap tidak besar sehingga tidak terlalu berpengaruh ke kapasitas produksi dan karyawan," ujar Firman.

Dampak inflasi di negara Eropa dan AS juga sudah merembet ke industri tekstil. Bedanya jika industri sepatu mengalami penurunan permintaan, maka di industri tekstil ada ancaman pasar dalam negeri 'diserang' oleh produk luar.

Pasalnya, masih banyak produk impor yang masuk ke dalam pasar dalam negeri secara non-prosedural atau ilegal. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengindikasikan pasar tekstil Indonesia bisa ikut diserang produk impor.

"Karena Negara US & EU mengalami Inflasi yang tinggi dan ada penurunan daya beli. Negara Pengekspor TPT seperti China, Bangladesh & Vietnam akan berusaha untuk menyerang atau menjual produknya ke negara yang lemah dalam menggunakan Non Tarif Barrier," ujar Jemmy kepada CNBC Indonesia, Senin (25/7/22).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puluhan Ton Bawang Putih Impor Mulai Banjiri Pasar Kramat Jati

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular