
Pakar Epidemi Ungkap Alasan Tes Covid-19 RI Jauh Tertinggal

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak adanya perencanaan target terkait penanganan Covid-19, disebut menjadi salah satu penyebab mengapa jumlah tes Covid-19 di RI belum sesuai standar WHO.
Pengamat Epidemi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, pemerintah seharusnya memiliki target, berupa hitung-hitungan matematis. Bahkan dia menyebut, Presiden RI Jokowi beserta jajaran menterinya bisa membentuk semacam Pembangunan Lima Tahun (Pelita), bagaimana mengatasi Covid-19 di Indonesia.
"Karena tak masuk perencanaan target. Itu (bisa) bagian dari rencana pembangunan mengatasi Covid-19 dan penanganan dampaknya," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (17/9/2020).
Dia mengatakan, langkah jangka pendek adalah melalui surveilans yang baik dan melakukan perubahan perilaku lewat 3M. Sebab lagi-lagi, vaksin bukanlah solusi.
"Itu solusi jangka panjang. Dimasukkan ke (program) lima tahunan. Nggak mungkin tahun ini, tahun depan," imbuhnya.
Informasi saja, berdasarkan data Worldometer, jumlah tes Covid-19 di Indonesia baru 2,67 juta atau setara dengan 9.750 orang setiap 1 juta populasi.
Bandingkan dengan Amerika Serikat yang telah melakukan 93,24 juta tes Covid-19. Dalam setiap 1 juta penduduk di AS, terdapat 281.356 orang yang telah menjalani tes.
Berikutnya India yang telah melakukan 58,31 juta tes Covid-19 atau setara dengan 42.170 tes per 1 juta penduduk.
Brasil, negara yang mengalami resesi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, telah melakukan 14,5 juta tes Covid-19 atau setara dengan 68.143 tes per 1 juta penduduk.
Bahkan Indonesia pun kalah dari Pakistan, negara yang memiliki penduduk terbanyak kelima di dunia. Pakistan telah menjalani hampir 3 juta tes Covid-19 atau setara dengan 13.510 tes per 1 juta penduduk.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Pandemi Covid-19 RI Dalam Bidikan Lensa