
Ada Fenomena Warga 'Serbu' Restoran Jelang PSBB DKI, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa hari menjelang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat, ternyata sejumlah kafe dan restoran justru ramai 'diserbu' pengunjung. Hal ini disinyalir sebagai 'perayaan' masa akhir PSBB transisi pada Rabu (9/9) malam lalu, saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan bakal melakukan pengetatan PSBB mulai Senin (14/9).
"Weekend ramai, jadi kaya farewell katanya. tapi ya nggak sepenuh (banget) itu lah. Lumayan ramai saja. Saya ke mal ramai. Tapi mungkin, yang penting standar protokol kesehatan dijaga bukan karena peraturan. Harusnya menjaga karena kesadaran," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Eddy Sutanto kepada CNBC Indonesia, Senin (14/9).
Setelah diberlakukannya PSBB transisi, diperkirakan rata-rata pendapatan restoran di angka 20-30% dari kondisi normal. Namun Eddy memperkirakan pada akhir pekan kemarin, pengunjung naik sampai 20-30%, sehingga pendapatan diperkirakan menjadi 50% dari kondisi normal.
"Tapi nggak meningkat seperti normal lah. Belum kalau itu," jelas Eddy.
Meski kemarin pendapatan sempat naik, namun mulai hari ini, setelah diberlakukan PSBB transisi maka diperkirakan bakal kembali turun. Eddy memperkirakan tidak jauh berbeda dengan masa PSBB diterapkan pada awal April lalu, pendapatan di kisaran 10% dari kondisi normal.
Hal ini sebagai dampak pengetatan pada banyak tempat umum. Termasuk kafe dan restoran yang bisa tetap beroperasi namun dengan pengecualian yang disyaratkan Pemprov DKI Jakarta.
"Rumah makan, restoran bisa operasi hanya pesan antar atau ambil bawa pulang tapi tidak diizinkan menerima makan di tempat," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam keterangan pers di Balai Kota, Jakarta, Minggu (13/9/2020).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies Tak Jadi Tarik Rem Darurat, Pengusaha Happy Bukan Main